Berita Internasional: Amerika Serikat Langgar Kesepakatan, Presiden Iran Bersikap Tegas Soal Rudal
Presiden Iran, Ebrahim Raisi (Wikimedia Commons)

Bagikan:

ACEH – Ebrahim Raisi, presiden terpilih Iran, mengatakan bahwa prioritas kebijakan luar negeri pemerintahannya adalah meningkatkan kerja sama regional di Kawasan Teluk Arab dan meminta Arab Saudi menghentikan intervensi di Yaman. Raisi akan resmi menjabat sebagai presiden Iran pada Agustus 2021

Ia menjelaskan, kebijakan luar negeri Iran masa pemerintahannya tidak hanya seputar Kesepakatan Nuklir 2015.

"Iran ingin berinteraksi dengan dunia. Prioritas pemerintah saya adalah meningkatkan hubungan dengan tetangga kami di kawasan itu," ungkap Ebrahim Raisi dalam konferensi pers di Teheran, Senin, seperti mengutip Reuters Selasa 22 Juni.

Raisi juga mendesak Arab Saudi dan para sekutunya untuk menghentikan campur tangan di Yaman yang memicu kebuntuan konflik di wilayah tersebut selama beberapa tahun.

Presiden Iran Tak Akan Temui Joe Biden

Selain itu, Raisi mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) telah melanggar kesepakatan, sementara Uni Eropa gagal memenuhi komitmennya.

"Saya mendesak AS untuk kembali ke komitmennya pada kesepakatan itu. Semua sanksi yang dikenakan pada Iran harus dicabut dan diverifikasi oleh Teheran," katanya. 

Saat ditanya apakah ia akan bertemu dengan Joe Biden, Presiden AS, jika sanksi itu dicabut, Raisi menjawab "Tidak."

Negosiasi telah berlangsung di Wina sejak April untuk mencari cara agar Iran dan AS bisa kembali ke Kesepakatan Nuklir 2015, yang ditinggalkan Washington pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump, diikuti dengan sanksi terhadap Iran.

Ia juga menegaskan, program rudal balistik Iran tidak bisa dinegosiasikan, meskipun ada tuntutan oleh negara-negara Barat dan Teluk Arab agar program itu dimasukkan dalam pembicaraan yang sedang berlangsung untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir.

"Masalah regional dan rudal tidak bisa ditawar. Mereka (AS) tidak mematuhi kesepakatan sebelumnya, bagaimana mereka ingin masuk ke diskusi baru?" tegasnya.

Raisi menambahkan, sebagai ahli hukum, ia selalu membela hak asasi manusia dengan menyebut sanksi AS terhadapnya atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia telah dijatuhkan padanya karena melakukan pekerjaannya sebagai hakim.

Artikel ini telah tayang di VOI.id dengan judul Keras! Presiden Baru Iran Tolak Rundingkan Rudal, Enggan Ketemu Presiden Biden. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!