ACEH - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mewakili Indonesia dalam penyusunan Kode Etik Kedokteran Internasional dalam Forum World Medical Association (WMA) Regional Meeting for Asia On the International Code of Medical Ethics (ICoME) yang dilaksanakan di Bangkok, Thailand.
"Kode Etik Kedokteran adalah dimensi utama nilai profesi dokter dalam pengabdian profesinya yang berbasiskan kepada etik kesejawatan dan moral tanggung jawab pada masyarakat," terang Dewan Pertimbangan IDI, Sukman Tulus Putra, dikutip VOI pada Rabu, 8 Juni.
BACA JUGA:
Kode Etik Kedokteran Internsional
Pertemuan tersebut berlangsung sejak awal pekan ini dan menjadi bagian dari rangkaian pembuatan Kode Etik Kedokteran Internasional. PB IDI tak hanya mengirim Sukman Tulus sebagai utusan, tetapi juga Eka Ginanjar dari Bidang Hubungan Internasional dan Pukovisa Prawiroharjo dari Majelis Pengembangan Pelayanan Kedokteran (MPPK) IDI.
Menurut penjelasan Sukman, kode etik profesi sebagai kaidah moral merupakan wujud pengawalan IDI terkait kerja sama pembangunan kesehatan dengan Kementerian Kesehatan RI guna mendukung pilar transformasi kesehatan yang melingkupi pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian.
Majelis Pengembangan Pelayanan Kedokteran (MPPK) IDI, Puskovisa Prawiroharjo, menjelaskan bahwa enam pilar transformasi kesehatan merupakan kebijakan strategis masa depan kesehatan bangsa untuk terkait dengan pencanangan peran IDI sebagai agen perubahan, pembangunan, sistem pertahanan kesehatan.
Dia menerangkan, sikap proaktif IDI merupakan upaya untuk membuka transparansi peran dokter dalam pengabdian kepada masyarakat luas dengan tidak melupakan nilai-nilai etik kesejawatan dan perubahan sosial di masyarakat.
Pembahasan dalam Forum World Medical Association (WMA) Regional Meeting for Asia On the International Code of Medical Ethics
Beberapa topik yang menjadi pembahasan utama dalam pertemuan tersebut, antara lain layanan telemedicine, peran dokter pada posisi kedaruratan, dan informed consent atau tindakan medis pada pasien, dan prinsip otonomi pasien.
Sementara itu, Eka Ginanjar yang mewakili Bidang Hubungan Internasional PB IDI mengatakan pertemuan tersebut merupakan salah satu tindak lanjut dari deklarasi bersama Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di Jenewa Swiss pada Mei 2022.
Selain menyusun bersama Kode Etik Kedokteran Internasional sebagai bagian dari perlindungan dan keselamatan pasien dan masyarakat, acara ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan IDI di dunia internasional.
Selain IDI yang menjadi asosisasi dokter resmi dari Indonesia yang diakui dunia, World Medical Association juga mengundang 15 asosiasi dokter resmi dari 15 negara lainnya.
Selain aktif terlibat dalam penyusunan Kode Etik Kedokteran Internasional ini, PB IDI juga akan menjadi tuan rumah konferensi Asosiasi Dokter Sedunia (World Medical Association) di Jakarta pada Juli 2022.
Artikel ini telah tayang dengan judul Kode Etik Kedokteran Secara Global Sedang Disusun dan Ada IDI yang Juga Terlibat.
Selain Kode Etik Kedokteran Internasional, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.