DPR Minta Kerja Sama BUMN dan Petani Sawit Ditingkatkan Terkait CPO dan Minyak Goreng
Pekerja mengumpulkan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh. (Foto: Antara)

Bagikan:

ACEH - Holding BUMN pangan perlu memperkuat kerja sama dengan petani sawit untuk memperbaiki sistem distribusi dan pengendalian harga terkait CPO dan minyak goreng. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Komisi VI DPR, Amin Ak.

"BUMN harusnya bisa menjalin kemitraan dengan petani sawit di mana produksi sawit rakyat saat ini mencapai 41 persen dari produksi CPO nasional," terang Amin, dikutip VOI dari Antara, Kamis, 19 Mei.

Peran BUMN bagi Petani Sawit

Dia menjelaskan, dengan hal tersebut BUMN bisa menyelamatkan petani dalam kondisi harga sawit rakyat yang sedang anjlok. Namun, saat ini para petani lebih nyaman menjual hasil produksi ke pihak swasta.

"Artinya BUMN sendiri harus membenahi pola kerja sama agar petani mau berkongsi," terang Amin.

Dia melanjutkan, posisi BUMN pangan saat ini dalam konteks bisnis minyak sawit porsinya masih sangat kecil, yaitu sekitar 4 persen di sisi hulu dan 5 persen di sisi hilir.

Secara nasional, gabungan BUMN Pangan saat ini sedikitnya memiliki 85 titik distribusi minyak goreng, di mana hal tersebut dinilai dapat menjadi instrumen yang tidak bisa disaingi pihak swasta, sehingga menjadi keunggulan kompetitif bagi pihak BUMN Pangan.

Amin berpendapat, hal yang diperlukan saat ini adalah mekanisme pengendalian distribusi agar tidak terjadi distorsi harga maupun salah alokasi agar minyak goreng murah tidak dinikmati oleh pihak yang tidak berhak.

Penyaluran Minyak Goreng 

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa BUMN bersama swasta mendapat tugas untuk melakukan distribusi minyak goreng ke 10.000 titik.

"Bicara minyak goreng, kita sekarang mendapatkan penugasan BUMN dengan swasta bersama-sama. Tidak mungkin BUMN ketika ada penugasan baru berdiri sendiri, tidak mungkin karena BUMN tidak memiliki minyak gorengnya," ujarnya.

Erick menambahkan, BUMN memiliki distribusinya tetapi tidak juga di seluruh titik yang diperlukan.

"Makanya kita bersepakat, bersama swasta produksi minyak goreng BUMN yang 18 persen dari total minyak goreng curah lalu sisanya swasta, kita jadikan satu. Kemudian kita bersama-sama mendistribusikan ke 10.000 titik," kata Erick Thohir.

Wakil Menteri BUMN 1, Pahala N. Mansury, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan 5.000 titik lokasi secara nasional.

Pahala berharap, ID Food Grup terus melakukan penyesuaian atas aplikasi Warung Pangan PPI untuk memastikan pendistribusian minyak goreng, serta memonitor keterjangkauan harga minyak goreng Rp14.000 per liter sampai ke tingkat konsumen atau masyarakat yang dapat diakses secara online.

Saat ini, Mitra Warung Pangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia atau PPI sebanyak 69.000 unit yang tersebar di lebih dari 27 kota di Indonesia.

Jaringan distribusi warung pangan ini yang akan terus dikembangkan oleh PPI sebagai Langkah strategis lainnya dalam menjalankan program pemerintah, khususnya minyak goreng dan secara umum ketersediaan dan keterjangkauan pangan di masyarakat.

Artikel ini telah tayang dengan judul Anggota Komisi VI DPR Nilai BUMN Pangan Perlu Perkuat Kerja Sama dengan Petani Sawit.

Selain kerja sama dengan petani sawit, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.