ACEH - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, mengajak masyarakat Indonesia melestarikan budaya Indonesia, salah satunya wayang kulit. Dia mengatakan, orang luar negeri sudah banyak yang bisa memainkan wayang kulit.
"Jangan sampai nanti kalau kita mau menonton wayang kulit harus pergi ke Amerika, kita wajib melestarikan budaya asli Indonesia!" kata Yudo sebelum pelaksanaan Rapat Pimpinan (Rapim) Saka Bahari Nasional Tahun 2022 di Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap, Rabu, 23 Maret.
BACA JUGA:
Generasi Muda terhadap Wayang Kulit
Dia mengatakan, generasi muda di Tanah Air banyak yang menganggap wayang kulit sebagai budaya kuno yang telah mulai dilupakan. Wayang kulit juga tergerus oleh budaya baru yang lebih modern.
Ironisnya, banyak warga negara lain yang saat ini jauh lebih paham mengenai wayang kulit daripada masyarakat Indonesia.
"Saat ini banyak orang dari luar negeri sudah bisa memainkannya, baik sebagai dalang, sinden maupun karawitan," lanjut Laksamana Yudo seperti dikutip VOI dari Dinas Penerangan Angkatan Laut.
TNI AL memiliki komitmen untuk turut serta melestarikan budaya wayang kulit. Langkah yang dilakukan adalah mengadakan pagelaran wayang kulit pada setiap kesempatan kegiatan di jajaran TNI AL dan melalui media Radio Jalesveva Jayamahe (JJM) 107,7 FM milik TNI AL setiap hari Jumat, pada minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulan.
TNI AL Lestarikan Budaya Wayang Kulit
Hal tersebut dilakukan demi memotivasi masyarakat, terutama generasi muda agar, timbul rasa cinta Tanah Air, semangat pantang menyerah, kebanggaan, dan meneladani petuah-petuah serta pelajaran yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Wujud kecintaan TNI AL akan budaya warisan nenek moyang ini juga ditunjukkan dengan keikutsertaannya pada Munas ke-VII di Klaten Jawa Tengah yang digelar Persatuan Dalang Indonesia yang dihadiri Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojono mewakili KSAL dengan salah satu agenda Munas pentingnya merumuskan kembali format kekinian seni pedalangan dan pewayangan di era milenial dan digital.
Wayang kulit memiliki nilai falsafah kehidupan yang dapat dijadikan sebagai suri teladan dalam kehidupan masyarakat, organisasi maupun negara. KSAL berupaya melekatkan pagelaran wayang kulit pada momen-momen bersejarah TNI AL karena dapat menjadi tuntunan perilaku dimana dalam lakonnya terdapat banyak petuah-petuah yang dapat diserap kedepan untuk menuju ketentraman.