ACEH - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, memberikan apresiasi kepada Komisi VIII DPR yang mendorong agar Asrama Haji Pondok Gede Jakarta bisa digunakan sebagai salah satu lokasi karantina. Hal ini akan meringankan jemaah umrah dalam hal pembiayaan.
"Terima kasih ketua dan anggota, sehingga asrama haji bisa digunakan sebagai tempat karantina setelah melalui raker dengan BNPB," terang Yaqut Cholil dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin, 24 Januari, dikutip VOI.
Asrama Haji Lebih Murah dan Fleksibel untuk Karantina
Menurut Yaqut, biaya karantina di Asrama Haji Pondok Gede lebih murah daripada di hotel. Selain itu, asrama haji dinilai lebih fleksibel sehingga jemaah tidak jenuh saat menjalani karantina.
BACA JUGA:
"Karena di asrama haji itu jendelanya masih bisa dibuka, kalau di hotel susah dibukanya. Jadi kalau butuh ruang terbuka di asrama haji masih memungkinkan, kalau di hotel sulit," katanya.
Dia mengatakan bahwa yang menjadi permasalahan adalah ketersediaan tempat tidur. Hingga 13 Januari 2022, jemaah yang sudah berangkat ke Tanah Suci adalah 1.750 orang. Angka itu terus bertambah mengingat pemberangkatan masih dilakukan.
Kekurangan Tempat Tidur
Berdasarkan data BNPB, Asrama Haji Pondok Gede Jakarta memiliki 780 tempat tidur. BNPB juga telah meninjau Wisma Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jakarta yang memiliki 480 tempat tidur sebagai tambahan, sehingga total menjadi 1.260 tempat tidur.
Mengenai kekurangannya, BNPB telah berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) agar menyediakan tempat tidur tambahan untuk karantina jamaah umrah sepulang dari Arab Saudi.
"Setelah kami melakukan ratas (rapat terbatas) disetujui asrama haji untuk tempat karantina jamaah umrah. Nanti yang tidak mendapat jatah di asrama haji sudah ada hotel untuk tempat karantina," ujar Kepala BNPB Suharyanto.
Artikel ini telah tayang dengan judul Menag Yaqut: Asrama Haji Bisa jadi Lokasi Karantina tapi..