Menteri Agama Soal Penghentian Sementara Pemberangkatan Jemaah Umrah
Menag Yaqut di DPR RI soal Pemberengkatan Umrag (Nailin In Saroh-VOI)

Bagikan:

ACEH - Beberapa waktu lalu Menteri Agama, Yaqut Cholil Coumas, mengatakan bahwa pemerintah tidak melarang warga negara Indonesia melakukan perjalanan luar negeri, dalam hal ini ibadah umrah ke Tanah Suci. Dia menjelaskan, Kementerian Agama (Kemenag), tetap memberlakukan kebijakan satu pintu atau one gate policy (OGP) untuk memberangkatkan jemaah umrah ke Arab Saudi. 

"Semua jemaah umrah harus berangkat dari asrama haji. Pulang juga harus melalui tempat karantina. Prokes juga harus ketat untuk menjaga terutama keamanan kenyamanan para jemaah," terang Yaqut Cholil di Gedung DPR, Senin, 17 Januari, dikutip VOI

Penundaan Keberangkatan Jemaah Umrah dan ke Luar Negeri

Mengenai pemberhentian sementara pemberangkatan jemaah umrah untuk evaluasi, Yaqut Cholil mengatakan bahwa hal tersebut adalah imbauan. Dia mengimbau para jemaah atau warga Indonesia untuk menunda keberangkatan umrah atau keberangkatan ke negara lain untuk saat ini. 

Namun apabila, warga Indonesia sudah mendapatkan visa untuk berangkat maka pemerintah tidak boleh melarang. 

"Kalau saya boleh, sebenarnya saya sih gini. Sudahlah kita tunggu dulu, toh umrah ini bukan ibadah wajib. Tapi yang sudah dapat visa jemaah, pemerintah ini tidak boleh melarang warga untuk pergi ke luar negeri kalau sudah dapat visa. Kecuali kena masalah hukum misalnya, dicekal, tapi kalau sudah punya visa pemerintah nggak berhak untuk melarang," jelas Yaqut. 

"Tapi imbauan sebaiknya jangan berangkat dulu, karena omicron masih tinggi," sambungnya. 

Dia menjelaskan, Kemenag berusaha berhati-hati melindungi dan memfasilitasi para jemaah umrah agar bisa berangkat ke Arab Saudi dengan aman. 

"Ya pergi nggak bawa, pulang nggak kena. Gitulah kira-kira. Supaya tetap sehat, aman, ibadah baik, dan lancar," katanya. 

Meski demikian, Yaqut tak menampik bahwa ada evaluasi usai kepulangan jemaah umrah yang akan tiba di Tanah Air malam nanti. 

"Tetapi secara komprehensif kita masih minta ke Pak Dirjen dan seluruh tim menunggu kepulangan jemaah umrah malam ini. Sekitar 400-an jamaah, kita akan lihat kondisinya, dari situ saya merasa evaluasi komprehensif bisa dilakukan dibanding yang 25," terang Yaqut.

Penghentian Sementara Pemberangkatan Jemaah Umrah 

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan untuk menghentikan sementara pemberangkatan jemaah umrah ke Tanah Suci mulai Sabtu, 15 Januari. Hal ini dilakukan untuk melakukan evaluasi skema one gate policy (OGP) serta memantau perkembangan COVID-19 di Indonesia dan Arab Saudi.

“Jemaah umrah akan diberangkatkan sampai 15 Januari 2022, dan kita coba hentikan sementara dalam rangka evaluasi,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman, Senin, 17 Januari. 

 Kemenag, lanjutnya, akan mengkaji skema OGP yang mewajibkan jemaah umrah melakukan penapisan (screening) kesehatan dan kelengkapan dokumen saat tiba di Asrama Haji Pondok Gede. 

Dia menuturkan, pemberangkatan umrah sejak 8 Januari lalu sebanyak 1.731 melalui Asrama Haji Embarkasi Pondok Gede, Jakarta. 

“Kami akan mengkaji konsep OGP secara menyeluruh dengan melihat perkembangan yang terjadi, di saat virus omicron makin berkembang di beberapa negara, termasuk Indonesia dan Arab Saudi,” ungkap Hilman. 

Artikel ini telah tayang dengan judul Menag Yaqut Jamin Tetap Berangkatkan Jemaah Umrah Saat Angka Omicron Tinggi.

Selain jemaah umrah, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Aceh.