"Stunting" Masih Jadi Persoalan di Indonesia, Ini Langkah BKKBN untuk Menghadapinya
Hasto Wardoyo. (VOI)

Bagikan:

ACEH - Stunting (kurang gizi kronis) pada seribu hari pertama kehidupan seorang bayi adalah hal yang krusial. Dalam masa inilah pembentukan sel otak dan organ tubuh vital lainnya terjadi.

Saat bayi mengalami stunting, tumbuh kembang selanjutnya jadi tidak optimal. Sementara, setelah seribu hari pertama, keadaan sudah susah untuk diperbaiki. 

BACA JUGA:


Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Hasto Wardoyo, mendapat tugas khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengurangi permasalahan stunting di Indonesia. Apalagi kini sedang menyeruak pandemi COVID-19 yang entah kapan akan berakhir.

Langkah BKKBN Menghadapi Stunting di Indonesia

Ia mengatakan, meski keadaan sulit, tidak boleh menyerah. Dia sudah menyiapkan agenda aksi, saat proposal yang ia ajukan ke pemerintah mendapat persetujuan dari  instansi terkait di atas BKKBN langsung bergerak. 

“Saya sudah menyiapkan rencana aksi nasional untuk penanganan stunting, yaitu pendampingan keluarga. Kita akan mengawal orang yang mau menikah dan orang yang mau hamil. Melalui program PKK dan pengerahan bidan yang berpartner dengan penyuluh dan kader PKK. Semua ini dilakukan untuk mencegah stunting,” jelasnya.

Masih ada korelasi yang kuat dengan persoalan stunting ini, BKKBN kini lebih mendekatkan diri kepada kaum milenial. Karena itu program-program yang mereka galakkan pun banyak menyasar milenial yang akan menjadi calon pasangan usia subur selanjutnya.

Program yang dulu sukses dengan slogan dua anak cukup masih dipertahankan dengan modivikasi menjadi dua anak lebih sehat. 

“BKKBN harus menghayati betul bahwa success story penurunan jumlah anak atau fertility rate tercapai dalam hal ini dulu 5,6 dan 5,7  di tahun 80-an dan  sekarang menjadi 2,4. Artinya kita secara kuantitas sudah sudah sadar bahwa kampanye ‘dua anak cukup’ itu sukses,” terangnya.

Selain kuantitas, lanjut Hasto, kualitas adalah hal yang juga harus diperhatikan.

“Ketika kita sudah menyadari itu, sekarang harus sadar penuh juga bahwa kuantitas  tidak cukup, tapi kualitas jauh lebih penting. Dalam jangka pendek ini BKKBN harus punya program-program untuk kampanye karena ahlinya BKKBN itu kan demand creation, jadi bagaimana  masyarakat bisa awareness pada kampanye terhadap kualitas,” jelasnya.

Untuk lebih lengkapnya, VOI.id telah menulis artikel mengenai upaya pengentasan stunting di Tanah Air dengan judul Eksklusif, Hasto Wardoyo: Perlunya Menjaga 1.000 Hari Pertama untuk Mencegah Stunting.

Terkait