ACEH - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menepati janjinya untuk melakukan perbaikan terhadap sanitasi keluarga berisiko stunting. Hal tersebut disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Kalau rumah ini tidak ada septic tank, kalau banjir rob kan fesesnya naik. Kalau fesesnya naik kan bakteri e-coli di feses nanti ada diare, jadi habis rob mereka diare, sakit maka bisa dipahami (itu penyebab stunting-nya),” terang Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, di Kota Medan, Sumatera Utara, dikutip VOI dari Antara, Jumat 8 Juli.
BACA JUGA:
Sanitasi Keluarga Berpotensi Stunting di Sumut
Program perbaikan sanitasi dilaksanakan pada peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 tahun 2022. Lokasi revitalisasi ada di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara. Program ini disebut sebagai bentuk keseriusan negara untuk melindungi anak dari stunting.
Berdasarkan data dari Pendataan Keluarga (PK21) di Kelurahan Bagan Deli, jumlah keluarga yang terdata tinggal di wilayah tersebut adalah 3.657 keluarga dengan jumlah keluarga berisiko stunting mencapai 1.795 keluarga.
Sementara jumlah keluarga yang berisiko stunting dan memiliki perekonomian kategori miskin sebanyak 1.587 keluarga.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Kelurahan Bagan Deli pada Kamis 7 Juli bersama BKKBN, Kementerian PUPR, dan pihak-pihak terkait. Dalam kunjungan tersebut dilakukan bedah rumah untuk dijadikan rumah percontohan bagi warga sekitar dalam membangun rumah yang layak huni bagi keluarga.
Terdapat tiga rumah yang sudah direvitalisasi. Tetapi nantinya, revitalisasi akan dilakukan di 24 rumah terpilih milik keluarga yang berisiko stunting tinggi.
Stunting dan Diare
Menurut Hasto, upaya yang dilakukan Presiden adalah langkah untuk melindungi anak dari stunting serta faktor-faktor yang dapat menurunkan kualitas kesehatan anak seperti terkena diare akibat bakteri e-Coli yang terbawa banjir rob.
Hal itu penting dijadikan sebagai salah satu fokus pengentasan stunting karena lingkungan kumuh berkontribusi sebesar 75 persen berpengaruh terhadap terjadinya stunting pada anak.
“Jadi kalau lingkungan dibiarkan kumuh, tidak punya jamban dan lainnya maka itu kontribusinya 75 persen jadi stunting," ujar Hasto.
Presiden Jokowi sendiri sudah meninjau langsung lokasi dan menyatakan akan segera membangun sebuah tanggul yang dapat melindungi perumahan warga dari banjir rob yang selalu membawa sampah dan kotoran masuk ke dalam rumah.
"Nantinya pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR akan kebagian penataan kawasannya. Jadi air bersihnya, sanitasinya, jalan kampungnya, semuanya akan ditata biar lebih sehat dan baik dan kemiskinan ekstrem yang ada disini juga bisa terentaskan,” kata Jokowi.
Artikel ini telah tayang dengan judul BKKBN: Presiden Tepati Janji Perbaiki Sanitasi Keluarga Bepotensi Stunting.
Selain sanitasi keluarga berpotensi stunting, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.