Gugatan Donal Trump kepada Twitter Ditolak Hakim
Akun twitter Donald Trump masih disuspend. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

ACEH - Pada minggu lalu hakim pengadilan distrik federal di San Francisco, Amerika Serikat (AS), James Donato, menolak gugatan Donald Trump terhadap Twitter yang menantang penangguhannya dari platform media sosial tersebut.

Donato menolak argumen Trump bahwa Twitter melanggar haknya atas kebebasan berbicara yang dijamin oleh Amandemen Pertama konstitusi AS. Twitter menangguhkan akun Trump secara permanen setelah pendukungnya menyerbu Gedung Capitol pada Januari 2021 untuk protes.

Penolakan Gugatan Donald Trump kepada Twitter

Twitter mengutip dua cuitan Trump yang diyakini sangat berkemungkinan untuk mendorong serta menginspirasi orang lain meniru tindakan kriminal yang terjadi di Gedung Capitol pada 6 Januari 2021. 

Gugatan Trump diajukan pada Oktober 2021. Dia mempermasalahkan larangan yang dia terima dengan alasan bahwa hal tersebut telah melanggar hak Amandemen Pertama. Namun, Donato tidak setuju dan mencatat dalam putusannya bahwa Twitter adalah perusahaan swasta.

"Amandemen Pertama hanya berlaku untuk pengurangan pidato pemerintah, dan bukan untuk dugaan pengurangan oleh perusahaan swasta," terang Donato, dikutip VOI dari Engadget, Senin, 9 Mei.

Donato juga menolak anggapan bahwa perusahaan jejaring sosial telah bertindak sebagai entitas pemerintah usai ditekan oleh lawan Trump, dan dengan demikian melanggar Amandemen Pertama ketika melarang mantan presiden.

Dalam gugatannya, Trump meminta hakim memutuskan Undang-Undang Kepatutan Komunikasi Federal yang menyatakan bahwa penyedia layanan daring seperti Twitter tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas konten yang diunggah oleh pengguna dan tidak konstitusional.

Donald Trump di Jejaring Sosial

Donato juga menolak klaim tersebut dan memutuskan bahwa mantan presiden tidak AS itu punya kedudukan hukum untuk menantang Bagian 230 CDA. Trump merupakan sosok yang dikenal sebagai pengkritik Pasal 230 dan mengusulkan untuk membatasi perlindungan yang dinikmati platform media sosial di bawahnya selama masa jabatannya.

Seperti diketahui, Donald Trump merupakan pengguna Twitter yang rajin sebelum penangguhan akunnya dilakukan. Dia memiliki lebih dari 88 juta pengikut di Twitter, tetapi dia kemudian membentuk jejaring sosialnya sendiri yang disebut Truth Social setelah ditangguhkan.

Belum lama ini, Trump mengatakan kepada CNBC bahwa dia tidak akan kembali ke Twitter bahkan jika Elon Musk membatalkan penangguhan akunnya dan akan tetap berada di Truth Social sebagai gantinya.

Menurut laporan terbaru Daily Beast, Truth Social saat ini sudah memiliki 513.000 pengguna aktif harian dibandingkan dengan 217 juta Twitter.