
ACEH - Indonesia memang sangat kaya akan etnis dan budaya, termasuk agama. Keragaman juga berpengaruh terhadap banyaknya jenis kuliner di Nusantara, tetapi kadang hal itu menjadi persoalan di masyarakat. Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan oleh variasi kuliner rendang Padang berbahan babi kreasi resto Babiambo. Tak lama berselang, viral pula warung yang menyuguhkan nasi uduk Aceh berlauk daging babi di Jakarta Utara.
Terkait hal tersebut, Syaifuddin, Ketua PCNU Jakarta Pusat dan Direktur Eksekutif Komite Kajian Jakarta (KKJ), mengatakan bahwa persatuan dan kesatuan Indonesia harus dijaga.
"Kita ini lahir dan besar di negara Indonesia yang multi etnis dan multi ras, kebetulan yang mayoritas itu adalah muslim. Tetapi meski ada yang mayoritas yang minoritas tetap harus dijaga dan dihargai," ungkapnya kepada VOI melalui Zoom pada Kamis, 16 Juni.
Persoalan Nasi Uduk Aceh Berlauk Babi dan Redang Babi
Dia mengatakan, keberagaman adalah potensi yang perlu dioptimalkan. Menurut Gus Syaifuddin, keragaman seharusnya bisa menjadi perekat antarumat.
"Keberagaman itu sejatinya potensi, dan itu harus dimanfaatkan dan dioptimalkan oleh kita semua. Jangan jadikan perbedaan antara kita bibit untuk bermusuhan satu dengan yang lain," katanya.
Terkait kuliner haram bagi muslim, kata Gus Syaifuddin, selama penjualnya jujur dan menginformasikan bahwa makanan tersebut tidak halal, tak perlu diperdebatkan.
"Kalau si pejual makanan itu sudah mencantumkan tulisan non-halal dalam kemasan makanan yang dia tawarkan saya kira sudah cukup jelas. Apa yang mau disoal lagi," katanya retoris.
Umat Islam, lanjut dia, memang sudah ada tuntunan dalam hal makanan. Ada beberapa jenis makanan seperti daging babi, anjing, dan sebagainya yang tidak boleh dikonsumsi.
"Itu sudah jelas dicantumkan dalam Al-Qur'an soal makanan apa saja yang tidak boleh dimakan," jelasnya.
Penggorengan Isu untuk Kepentingan Politik
Pria yang dekat dengan keluarga Gus Dur ini mengatakan, memang ada pihak-pihak yang memanfaatkan isu ini untuk kepentingan politik. Namun, masyarakat harus bijaksana.
"Ada memang yang dalam tanda kutip 'menggoreng' isu ini untuk kepentingan politik. Tapi kita juga harus objektif dan tidak asal menuding. Harus bijaksana dalam bersikap," tegasnya.
Karena itu menyikapi kehebohan setelah viralnya rendang Padang kreasi resto Babiambo dengan kreasi rendang babi dan juga nasi uduk Aceh dengan lauk babi, kata Gus Syaifuddin, umat harus menyikapinya dengan cerdas. Jangan mudah terprovokasi oleh orang-orang yang ingin menggunakan isu ini untuk tujuan politik sesaat.
Artikel ini telah tayang dengan judul Jangan Gampang Terpecah dengan Isu Rendang Padang Babi dan Nasi Uduk Aceh Babi.
Selain nasi uduk Aceh lauk babi, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.