Pembangkit Listri Tenaga Nuklir Chernobyl Membuat Ukraina Khawatir
Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl. (Wikimedia Commons/DAVID HOLT)

Bagikan:

ACEH - Rusia telah menguasai beberapa wilayah Ukraina dalam invasi yang mereka lakukan, salah satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl. Terkait hal tersebut, Ukraina mengaku ada bahaya kebocoran radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir itu usai setelah listrik yang mengalir ke pembangkit terputus pada Rabu. Namun, pengawas nuklir PBB melihat bahwa "tidak ada dampak kritis pada keamanan".

Perusahaan nuklir milik negara, Energoatom, menyebut kabel listrik bertegangan tinggi mengalami kerusakan selama pertempuran Ukraina dan Rusia yang telah berhasil menduduki pembangkit yang tidak beroperasi itu, serta telah terputus dari jaringan listrik nasional.

Pendapat Ukraina Terkait Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl

Disampaikan bahwa zat radioaktif bisa dilepaskan dan mengancam bagian lain dari Ukraina dan Eropa jika tidak ada kekuatan untuk mendinginkan bahan bakar nuklir bekas yang disimpan di pembangkit listrik yang mengalami kecelakaan pada 1986. Kecelakaan nuklir di pembangkit tersebut merupakan yang terburuk di dunia.

Menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan generator diesel cadangan dapat memberi daya pembangkit hanya 48 jam.

"Setelah itu, sistem pendingin fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas akan berhenti, membuat kebocoran radiasi akan segera terjadi," terang Kuleba di Twitter, dikutip VOI dari Reuters, 10 Maret.

"Saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera menuntut Rusia untuk menghentikan tembakan dan mengizinkan unit perbaikan untuk memulihkan pasokan listrik," lanjutnya.

Tingkat Bahaya Chernobyl

Di tempat lain, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyampaikan melalui Twitter, memastikan pilar keselamatan utama untuk pasokan listrik tidak terputus adalah hal yang penting. Meski demikian, dalam hal ini IAEA tidak melihat dampak kritis terhadap keselamatan.

IAEA telah memperingatkan pada Selasa bahwa sistem pemantauan bahan nuklir di fasilitas limbah radioaktif di Chernobyl telah berhenti mentransmisikan data.

Pembangkit Chernobyl, yang masih radioaktif, terletak sekitar 100 km (62 mil) dari Kyiv. Reaktor keempatnya meledak pada April 1986 selama uji keamanan yang gagal, mengirimkan awan radiasi ke sebagian besar Eropa.

Seorang ahli nuklir dengan pengetahuan tentang sistem pembangkit mengatakan, ada alasan untuk mengkhawatirkan situasi tersebut, dan pertanyaan kuncinya adalah seberapa cepat listrik dapat dipulihkan.

"Pemadaman listrik ke fasilitas nuklir berpotensi sangat berbahaya," ujar ahli tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara di depan umum tentang situasi tersebut.

"Pemadaman listrik dapat menyebabkan air di fasilitas penyimpanan menguap dan batang bahan bakar bekas terpapar. Mereka akhirnya bisa meleleh dan itu dapat menyebabkan pelepasan radiasi yang signifikan," ungkapnya.