Harga Beras Merangkak Naik Akibat Perang Rusia-Ukraina
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

ACEH - Perang Rusia-Ukraina akan berpengaruh terhadap harga beras. Harga komoditas tersebut merangkak naik karena para trader mulai bertaruh beras akan menjadi alternatif gandum yang saat ini harganya sedang tinggi.

Dikutip VOI dari Bloomberg, Jumat 4 Maret, ekspor gandum dari Rusia dan Ukraina memiliki kontribusi lebih dari seperempat perdagangan hasil pertanian dunia dan seperlima dari penjualan jagung global. Sejak dua negara tersebut berkecamuk, pengiriman komoditas dari keduanya kacau.

"Semua orang mencoba membeli semua tipe tepung yang bisa mereka dapatkan. Dengan pasokan gandum yang mengetat di pasar dunia, maka anda akan melihat permintaan beralih ke beras," terang Kepala Ekonom Komoditas StoneX, Arlan Suderman.

Kenaikan Harga Beras 

Semua harga komoditas dari gandum, minyak mentah, dan pupuk tercatat terus mengalami kenaikan sejalan dengan kekhawatiran terhambatnya rantai pasokan akibat perang Rusia-Ukraina. Kondisi ini diperkirakan memacu inflasi dunia di tengah darurat pangan. Harga beras melonjak 4,2 persen menjadi 16,89 dolar AS per 100 pounds, level tertinggi sejak Mei 2020.

Harga beras juga melaju naik ke level 11 persen secara mingguan, tertinggi sejak 2018. Namun, kabar gembiranya, pasokan beras dunia masih cukup banyak yang datang dari eksportir terbesarnya yakni India. Pasokan beras global diperkirakan meningkat 0,4 juta ton.