ACEH - Provinsi Aceh akan menerima pasokan minyak goreng curah dari pemerintah pusat sebanyak 3.000 ton. Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Pengembangan Industri Menengah dan Aneka Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh, Nila Kanti, setelah menghadiri rapat terbatas dengan pemkot Banda Aceh serta pemangku kepentingan lain terkait kelangkaan minyak goreng.
"Informasi terbaru bahwa kuota untuk Aceh 3.000 ton dan saat ini sedang diupayakan," kata Nila di Banda Aceh, Antara Kamis, 17 februari.
Sebagian Minyak Goreng Telah Didistribusikan
Dari 3.000 ton, sebanyak 200 ton minyak goreng telah didistribusikan kepada masyarakat di 23 kabupaten/kota se-Aceh.
"Tentunya 200 ton minyak ini tidak cukup, makanya kita upayakan terus sisanya agar secepatnya didistribusikan kembali," ujarnya.
Menurut Nila, saat ini Kepala Disperindag Aceh, Mohd Tanwier, telah berangkat ke Kota Medan untuk melakukan negosiasi dengan pihak pabrik, mengingat selama ini minyak goreng di Aceh didatangkan dari provinsi tersebut.
Pihaknya juga segera mengupayakan pelaksanaan pasar murah se-Aceh pada pertengahan Maret 2022. Diupayakan ada ketersediaan minyak goreng.
"Jadi, masalah ini kita pikirkan bersama, dan insyaallah bulan depan minyak goreng di Aceh sudah berjalan seperti biasa, dan harganya akan stabil," katanya.
Kelangkaan Minyak Goreng
Nila menjelaskan, kelangkaan minyak goreng tersebut bukan hanya terjadi di Aceh, melainkan telah menjadi permasalahan nasional, karena itu harus dipikirkan bersama untuk menangani persoalan tersebut.
"Besok juga akan dilakukan rapat besar oleh seluruh provinsi di Indonesia, dan kita tunggu keputusan dari Mendag (Menteri Perdagangan)," ujarnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Dapat Pasokan 3.000 Ton, Insyaallah Bulan Depan Harga Minyak Goreng di Aceh Sudah Stabil.
Selain pasokan minyak goreng untuk Aceh, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Aceh.