Dugaan Lahirnya Duet Prabowo-Puan dalam Pilpres Terkait Martabat Politisi
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (Dokumentasi PDIP)

Bagikan:

ACEH - Pemilu 2022 masih beberapa tahun lagi. Namun berbagai partai politik mulai mencari "kawan", terutama untuk pemilihan presiden (pilpres). Salah satu yang paling menarik perhatian adalah koalisi PDIP dan Gerindra yang digadang-gadang akan melahirkan duet Prabowo-Puan.  

Partai besutan Prabowo Subianto dan partai Megawati Soekarnoputri itu masih sama-sama melihat perkembangan dinamika politik nasional. Namun, duet antara Prabowo dengan Puan Maharani tampaknya akan diwujudkan sebagai "jatuh tempo" perjanjian kedua partai. 

"Pasangan Prabowo-Puan kemungkinan besar akan terwujud. Sebab Pemilu 2024 akan menjadi 'kesempatan terakhir' bagi Megawati melunasi janjinya yang tertuang dalam Perjanjian Batu Tulis," terang Direktur Eksekutif IndoStrategic, Ahmad Khoirul Umam, di Jakarta, Senin, 10 Januari, dikutip VOI

Hubungan Duet Prabowo-Puan dengan Martabat Politisi

Umam menilai, Megawati sebagai politisi senior tentu sadar bahwa martabat politisi salah satunya terletak pada aspek kepercayaan (trust). Oleh sebab itu, dia yakin apabila janji itu tidak ditunaikan Megawati di Pilpres 2024, maka momentum Prabowo bertarung di pemilu mendatang hilang setelah tiga kali mencoba peruntungan di Pilpres 2009, 2014, dan 2019.

"Jika politisi tidak bisa dipegang kata-katanya itu sudah lazim. Namun jika seorang politisi berikhtiar untuk melunasi janjinya, maka maqom atau kelas politiknya tinggi," terangnya.

 

Artikel ini telah tayang dengan judul Duet Prabowo-Puan, Jadi 'Kesempatan Terakhir' Lunasi Perjanjian Batu Tulis.