ACEH – BMKG meluncurkan dua sistem informasi peringatan dini gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami, yaitu berbasis frekuensi radio atau handy talky (HT) dan aplikasi berbasis Android. Peluncuran ini dilakukan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan pula penyusuran jalur evakuasi dengan rute yang dimulai dari perkampungan nelayan di Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, menuju Jalan Gatot Soebroto, Cilacap.
BACA JUGA:
Susur jalur evakuasi menjadi bagian dari skenario simulasi mandiri ketika terjadi gempa bumi berkekuatan 8,7 skala Richter (SR) yang berpusat di 224 kilometer dengan kedalaman 20 kilometer serta memiliki potensi tsunami.
"Sistem peringatan dini ini, bagian hulu dikoordinasikan oleh BMKG. Bagian hulu itu adalah bagian observasi, kemudian pengumpulan data, lalu processing, analisis, prediksi, dan peringatan dini, itu BMKG yang mengoordinasikan, yang berkontribusi ada BIG (Badan Informasi Geospasial), ada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan ada BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)," ujar Dwikorita, Senin 4 Oktober.
Cara Kerja Sistem Informasi Antisipasi Tsunami
Ia mengatakan, informasi yang telah dihitung oleh BMKG dikirimkan ke masyarakat melalui pemerintah daerah khususnya Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD setempat untuk diteruskan kepada masyarakat di desa-desa. Menurut dia, sistem informasi peringatan dini gempa berpotensi tsunami yang diluncurkan oleh BMKG di Cilacap ditujukan untuk meneruskan informasi dari Pusdalops BPBD ke masyarakat.
"Kenapa kami memperhatikan itu, karena belajar dari fakta di lapangan. Saat (informasi dari BMKG) sampai di Pusdalops, itu tidak dijamin bisa langsung ke masyarakat, antara lain karena gempanya kuat, listrik mati. Listrik mati, alat-alat di Pusdalops ya ikut mati. Kalau alat-alat mati, sistem peringatan dini macet di sini," katanya menjelaskan.
Makanya sistem informasi yang diluncurkan ini menjadi backup sistem peringatan dini dari Pusdalops BPBD ke masyarakat. Sistem peringatan dini ini mengandalkan frekuensi radio HT. Ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi matinya aliran listrik dan sinyal telepon seluler atau internet akibat gempa bumi.
Inisiator dua sistem informasi peringatan dini tersebut, Setyoajie Prayoedie, mengatakan bahwa sistem informasi berbasis frekuensi radio (radio broadcaster) merupakan salah satu media diseminasi info gempa bumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG.
"Radio broadcaster ini, informasi disampaikan dalam bentuk suara, tidak berbasis teks atau grafis, sehingga harapannya bisa menjangkau kelompok masyarakat rentan khususnya yang mengalami kendala dalam melihat atau membaca. Oleh karena informasinya dalam bentuk suara, harapan kami info tersebut lebih mudah oleh masyarakat," kata dia yang juga Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara.
Menurut dia, sistem peringatan dini berbasis frekuensi radio tersebut menggunakan teknologi yang relatif sederhana sebab masyarakat cukup mendengarkan dari frekuensi radio yang digunakan oleh BPBD, sehingga ketika terjadi gempa bumi masyarakat secara otomatis akan dengar info tersebut.
Sementara untuk sistem peringatan dini berbasis Android berupa aplikasi Sirita (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert). Ia menjelaskan, hal itu sebagai alternatif dari keterbatasan jumlah sirine yang terpasang.
"Karena keterbatasan jumlah sirine yang terpasang, otomatis kita harus punya solusi alternatif. Jadi, kami kembangkan aplikasi sirine tsunami berbasis telepon seluler, namanya Sirita," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan pengguna telepon pintar yang telah memasang aplikasi Sirita secara otomatis akan menerima sirine ketika BPBD mengaktifkan fitur peringatan dini tunami meskipun teleponnya dalam posisi hening atau getar.
Menurut dia, hal itu karena pihaknya telah mengatur aplikasi tersebut sedemikian rupa agar telepon dapat berbunyi dalam kondisi apa pun.
"Harapannya ketika ada peringatan dini tsunami dari BMKG, teman-teman di Pusdalops langsung mengaktifkan notifikasi warning jika akan berdampak di Cilacap dan sekitarnya, teman-teman yang menginstal akan menerima warning dalam bentuk teks dan suara, jadi bisa segera mencari posisi yang aman," kata Setyoajie dikutip dari Antara.
Artikel ini telah tayang dengan judul Demi Perkecil Efek Tsunami, BMKG Luncurkan Sistem Informasi Berbasis Radio dan Android.
Selain info soal tsunami, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!