Tesla Inc., produsen mobil listrik milik Elon Musk, menjatuhkan pilihan kepada India sebagai basis produksi kedua mereka di Asia. Tesla telah mendekati tahap akhir menjelang kesepakatan pemroduksian mobil listrik di Karnataka.
Jika kesepakatan antara Elon Musk dengan pemerintah India berhasil, Tesla memiliki tiga basis produksi mobil listrik, yaitu di Amerika Serikat, China, dan India. Kabar tersebut sekaligus memunculkan pertanyaan, bagaimana nasib negoisasi Tesla dengan pemerintah Indonesia?
BACA JUGA:
Sebelumnya, Tesla telah mengirim proposal ketertarikan investasi kepada pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Terkait hal tersebut, Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, memberikan komentar, tapi tak menjelaskan persoalan tersebut lebih lanjut. Pernyataannya tak menjawab soal rencana investasi Tesla di Indonesia.
"Maaf saya ada non-disclosure agreement (perjanjian yang tidak boleh diungkapkan ke publik). Tidak bisa disclose (ungkap) apa-apa," ungkapnya di Jakarta, Kamis, 18 Februari.
Alasan Tesla memilih India
Menurut Tauhid Ahmad, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), ada sejumlah aspek yang membuat India lebih menarik dibanding Indonesia untuk menjadi tujuan investasi.
1. Pajak murah bagi investor asing
Tauhid menjelaskan, India punya kebijakan pajak yang murah untuk menarik perhatian investor. Terlebih lagi, Tesla sudah punya kerja sama dengan perusahaan-perusahaan milik India yang berbasis di Amsterdam.
"India memiliki rezim pajak yang lebih friendly bagi investor asing. Jadi di India bisa menawarkan pajak yang lebih murah. Ini saya kira satu hal yang pertama didapatkan kalau Tesla di India," ungkap Tauhid, Kamis, 18 Februari.
2. Punya ahli di banyak bidang
India tak hanya punya pasar yang besar, tetapi juga banyak ahli di berbagai bidang. Jauh lebih banyak dibanding Indonesia.
"India memiliki ahli-ahli berkaitan dengan teknologi informasi, ahli di bidang mobil listrik, dia memang memiliki ahli yang jauh lebih banyak dibanding dengan kita. Saya lihat ini (alasan) India punya peluang lebih besar (menarik Tesla berinvestasi). Meski kita memiliki bahan baku dan sebagainya," terang Tauhid.
3. Ekonomi yang lebih cepat pulih
Tauhid menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi di India akibat pandemi COVID-19 lebih cepat dibandingkan Indonesia.
"Saya kira itu yang menjadi catatan. Proyeksinya akan tumbuh 7 persen di tahun 2021 itu terbaik. Karena sekarang kan penurunan COVID-19 jauh lebih cepat dibandingkan kita. Meskipun angka COVID-19 mereka lebih tinggi," terangnya.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!