Mengenal Tanda Kanker Testis dan Faktor Risiko yang Melatarbelakanginya
Ilustrasi apakah tumor atau kanker testis bisa sembuh, kenali gejala, penyebab, dan pengobatan (iStockphoto)

Bagikan:

ACEH - Seseorang perlu melakukan pemeriksaan atau didiagnosis secara klinis jika ada benjolan dan rasa tidak nyaman pada testis. Bisa jadi, hal tersebut merupakan salah satu gejala tumor testis.

Mengutip VOI, striker Borussia Dortmund, Sebastien Heller, mengeluh tidak sehat kemudian diperiksa secara medis. Hasilnya, tumor ditemukan pada testisnya sehingga Heller mendapatkan perawatan intensif sebaik mungkin. Hal tersebut disampaikan oleh direktur Sebastian Kehl.

Tumor atau kanker testis paling kerap dialami oleh pria usia 15--44 tahun. Dilansir Urology Care Foundation, kanker testis bisa disembuhkan dan risiko kematian bisa menjadi cukup kecil dengan melakukan diagnosis dini. Rasa sakit yang dialami oleh pasien kanker testis tergantung pada jenis sel kanker: apakah menyebar dan tergantung kesehatan pasien secara keseluruhan.

Gejala Tumor Testis yang Perlu Dipahami

Seseorang dianjurkan untuk mengenai sejak dini jika ada tanda-tanda awal kanker. Pemeriksaan bisa dilakukan secara mandiri terlebih dahulu. Jika menemukan gejala umum, pemeriksaan wajib dilakukan secara klinis. Secara umum, tumor testis dikenali saat ada benjolan, pembengkakan, atau rasa nyeri yang mencurigakan pada area testis.

Testis adalah bagian dari sistem reproduksi pria. Dua kelenjar berbentuk telur ini disimpan dalam skrotum di bawah penis. Ukuran testis harus hampir sama, meski salah satunya mungkin lebih besar dari yang lain. Di tepi atas dan luar berbentuk tabung yang disebut epididimis.

Testis merupakan tempat sperma matang yang juga berkaitan dengan hormon testosteron atau yang mengontrol dorongan seks pada pria. Tanda-tanda tumor testis, secara spesifik antara lain sebagai berikut.

  • Benjolan tanpa rasa sakit di testis
  • Pembengkakan testis, baik dengan atau tanpa rasa sakit
  • Skrotum terasa berat
  • Muncul rasa nyeri yang tumpul pada testis, skrotum, atau selangkangan
  • Perubahan pada jaringan payudara pria

Apabila menemukan tanda-tanda paling umum dialami seperti di atas, disarankan segera menemui dokter agar diketahui apakah itu tumor atau bukan. Perlu diketahui, sangat sedikit pria yang menderita kanker testis yang merasakan sakit pada awalnya. Jadi, ketika menemukan benjolan pada testis perlu segera periksa karena jika terlambat bisa menyebar.

Faktor Risiko Kanker Testis

Faktor risiko kanker testis tidak mungkin untuk dihindari. Pasalnya, pria yang berisiko tinggi mengalaminya berkaitan dengan riwayat genetik apakah bapak atau saudara lelakinya menderita kanker testis. Faktor lain yang mempengaruhinya, pernah atau tidaknya mengalami testis yang tidak turun sebelum lahir atau dikenal sebagai cryptorchidism. Selain itu, sel abnormal di testis yang disebut germ cell neoplasia in situ (GCNIS), paling sering ditemukan selama tes infertilitas juga jadi faktor tingginya risiko tumor testis.

Memeriksa secara mandiri di rumah juga direkomendasikan. Untuk memeriksa testis, lakukan dengan menggulung secara lembut. Perlu juga diketahui apabila testis yang satu lebih besar dari yang lain, adalah normal. Cari adanya benjolan, pembengkakan, atau hal-hal yang tampaknya tidak normal. Pemeriksaan mandiri ini perlu dilakukan sebulan sekali.

Pemeriksaan medis dilakukan dengan memeriksa catatan kesehatan dan kondisi fisik. Ahli urologi, akan memeriksa skrotum, perut, kelenjar getah bening, dan bagian lain pada tubuh untuk mencari tanda-tanda kanker. Mereka juga akan melakukan tes pencitraan atau ultrasonografi testis, tes darah, dan tes penanda tumor serum.

Tak seperti kanker lainnya, dokter tidak mengambil sampel jaringan atau biopsy sebelum operasi. Berdasarkan stadiumnya, kanker testis dikategorikan dalam Tahap 0, yang disebut GCNIS yang merupakan peringatan bahwa kanker bisa tumbuh. Selanjutnya, Stadium I, yang mana kanker hanya ditemukan di testis. Stadium II, kanker telah menyebar ke testis satunya hingga kelenjar getah bening. Stadium III, kanker telah menyebar di luar kelenjar getah bening.

Untuk mengobati dan menyembuhkan pasien dari tumor testis, medis akan melakukan pengawasan, operasi, radiasi, dan kemoterapi. Sebelum melakukan perawatan, medis sebelumnya juga akan berbicara mengenai apakah pasien ingin memiliki anak, tentang risiko infertilitas, dan perubahan hormon setelah perawatan tertentu.

Setelah menjalani pengobatan, pasien tumor testis perlu dilakukan. Pemeriksaan rutin juga wajib dilakukan.