ACEH - Iri merupakan emosi yang muncul saat seseorang menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain, baik itu materi, kesuksesan, capaian, maupun status sosial. Iri hati terdiri atas banyak ekspresi emosional yang kompleks, seperti perasaan rendah diri, kerinduan, niat buruk terhadap orang yang diirikan, dendam, dan rasa bersalah. Lalu, apa alasan orang merasa iri?
Emosi ini kerap disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Penyakit hati ini akan muncul jika seseorang percaya atau yakin bahwa kebahagiaan dirinya akan meningkat jika memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain.
BACA JUGA:
Apa Alasan Orang Merasa Iri kepada Orang Lain?
Iri termasuk salah satu sifat negatif. Ini membuat seseorang tidak menghargai apa yang telah dimilikinya, kurang rasa syukur. Tak sedikit orang merasa malu untuk mengakui dirinya iri terhadap orang lain. Salah satu sebabnya, iri menunjukkan kelemahan dan kekurangan diri sendiri.
Iri hati cenderung disebabkan oleh faktor internal. Seseorang bisa lebih mudah merasa iri jika memiliki harga diri rendah atau merasa punya banyak kekurangan dibandingkan orang lain.
Selain itu, perasaan ini juga kerap dialami orang-orang yang sama dalam beberapa hal seperti jenis kelamin, usia, kelas sosial, pendidikan, atau pekerjaan. Satu studi yang dikutip VOI dari Goodtherapy menunjukkan remaja dan orang dewasa muda cenderung lebih mudah mengalami iri dibandingkan orang dewasa paruh baya dan lebih tua.
Adakah Dampak Positif dan Iri?
Banyak orang enggan mengakui iri hati pada orang lain karena takut emosi tersebut mungkin dianggap tidak bisa diterima secara sosial. Tetapi seperti semua emosi, iri hati adalah pengalaman wajar dan umum yang dirasakan manusia.
Meskipun dianggap sebagai emosi negatif yang berpotensi membahayakan, namun rasa iri sebenarnya memiliki beberapa konsekuensi positif, seperti memotivasi misalnya. Jika iri hati mendorong seseorang untuk mencapai dan memperoleh lebih banyak dari yang dimiliki orang lain, maka ini bisa berguna dalam mengejar karier atau kesuksesan pendidikan.
Demikian juga, para peneliti percaya rasa iri mungkin memiliki tujuan evolusi karena membuat orang punya keinginan dan pada akhirnya berusaha mendapatkan apa yang diperlukan untuk mencapai keinginan tersebut.
Mengatasi rasa iri dengan terapi sangat membantu jika seseorang menyadari kalau perasaan iri menjadi berlebihan atau menyebabkan masalah dalam hidup, termasuk kesehatan mental. Sebab terapis dapat membantu memahami dan mengelola rasa tersebut secara efektif.
Selain bertemu terapis, mengatasi perasaan ini juga dapat dilakukan dengan mengeksplorasi harga diri. Karena dalam banyak kasus, iri bisa berkaitan dengan perasaan tidak mampu atau keyakinan negatif tentang diri sendiri.