ACEH - Bergosip merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat, baik sengaja maupun tidak. Namun, banyak orang tak suka jika dirinya dibicarakan oleh orang lain, terutama mengenai keburukannya. Lalu, jika seseorang sebenarnya tidak suka menjadi bahan gosip, apa alasan orang suka bergosip?
Dikutip VOI dari Psychology Today, gosip merupakan informasi yang dibagikan tentang pihak ketiga yang tidak hadir dalam suatu obrolan. Bergosip cenderung berfokus pada informasi negatif untuk merendahkan target atau pihak ketiga yang tidak hadir tersebut atau si bahan gosip. Banyak hal bisa dijadikan topik gosip, seperti penampilan, pencapaian, dan perilaku.
BACA JUGA:
Beberapa Alasan Orang Suka Bergosip
Berdasarkan analis perilaku untuk FBI dan penulis buku The Like Switch: An Ex-FBI Agent’s Guide to Influencing, Attracting, and Winning People Over, John R. Schafer, ada beberapa motivasi orang saat bergosip. Gosip kadang dilakukan untuk membalas dendam karena tidak suka dengan perilaku pihak ketiga. Ketidaksukaan terhadap target divalidasi dan digunakan untuk membenarkan perilaku yang menyakitkan. Padahal, ini bukan tindakan terpuji.
Kebanyakan, orang bergosip karena kegiatan ini dinilai atau dirasakan menyenangkan. Ketika membicarakan hal negatif dan rahasia orang lain, seseorang merasa berkuasa dan egonya semakin kuat. Gosip juga membuat seseorang "merasa" lega karena tidak mengalami musibah yang sama dengan pihak yang digosipkan.
Kadang kala, obrolan gosip juga mengalir dan hampir tak disadari. Terkadang ini dilakukan untuk membumbui percakapan, tetapi kemudian menjadi kegiatan buruk yang terus berlanjut.
Hubungan Gosip dengan Otak
Menurut studi tahun 2015 oleh X. Peng dkk., orang yang mendengar gosip positif atau negatif tentang diri mereka sendiri menunjukkan lebih banyak aktivitas di korteks prefrontal otak mereka. Bagian tersebut membantu orang menavigasi perilaku sosial yang kompleks.
Caudate nucleus, pusat penghargaan di otak diaktifkan sebagai respons ketika seseorang mendengar gosip negatif tentang selebritas. Bisa ditebak, seseorang akan lebih bahagia ketika mereka mendengar gosip positif tentang diri mereka sendiri dan merasa gelisah ketika mendengar gosip negatif.
Secara umum, gosip bisa berdampak buruk terhadap hubungan antarmanusia, baik pertemanan, hubungan asmara, maupun hubungan kekeluargaan. Secara tidak langsung, kegiatan ini juga bisa membentuk kepribadian buruk seseorang jika terus dilakukan.