ACEH - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menawarkan lebih banyak dukungan kepada Ukraina terkait perang Rusia-Ukraina dalam bentuk senjata dan sanksi. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.
"Dalam pembicaraan kami, Menteri Blinken menegaskan dukungan AS untuk Ukraina tetap tak tergoyahkan," terang Menteri Kuleba di Twitter, seperti dikutip VOI dari Reuters, 1 Maret.
BACA JUGA:
"Saya menggarisbawahi bahwa Ukraina mendambakan perdamaian. Tetapi, selama kami berada di bawah serangan Rusia, kami membutuhkan lebih banyak sanksi dan senjata. Menteri Blinken meyakinkan saya akan keduanya. Kami mengoordinasikan langkah lebih lanjut," lanjutnya.
Langkah Amerika Terkait Perang Rusia-Ukraina
Amerika Serikat bersama sekutu Barat yang lain telah memberikan berbagai sanksi untuk membatasi akses Rusia ke dana, investasi, atau teknologi luar negeri sebagai pembalasan atas invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Sebelumnya, Amerika Serikat telah mengirimkan sejumlah senjata untuk Ukraina yang diambil dari cadangan persenjataannya pada musim gugur 2021 dan pada Desember lalu.
Pada Jumat pekan lalu, Presiden Biden menginstruksikan Departemen Luar Negeri untuk melepaskan senjata tambahan untuk Ukraina senilai kurang lebih 350 juta dolar AS dari cadangan persenjataan AS.
Amerika Serikat Hindari Konflik Langsung dengan Rusia
Meski demikian, Washington menolak dengan tegas permintaan Ukraina agar Barat memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi Ukraina dari serangan udara Rusia. Hal tersebut merupakan langkah yang akan membawa Barat ke dalam konflik langsung dengan militer Rusia.
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan kepada wartawan, menerapkan zona larangan terbang akan menjadi langkah untuk mengirim pasukan AS untuk melawan Rusia.
"Zona larangan terbang akan membutuhkan implementasi," katanya, menambahnya akan membutuhkan "pengerahan militer AS untuk menegakkan, yang akan berpotensi konflik langsung, dan berpotensi perang dengan Rusia, yang merupakan sesuatu yang tidak kita rencanakan untuk menjadi bagian dari itu."