Aceh - Terjadi peningkatan signifikan kasus positif COVID-19 akibat varian omicron. Menkes, Budi Gunadi, meminta masyarakat untuk tidak panik. Kasus meningkat, tetapi berdasarkan catatan dan pasien yang dirawat di rumah sakit, gejala yang terjadi ringan. Sudah tahukah Anda mengenai gejala omicron?
Menurut Direktur Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, yang harus dipahami mengenai varian omicron adalah penularan yang sangat cepat, bergejala ringan, tetapi bisa bisa menghindari antibodi.
BACA JUGA:
Gejala Omicron Hampir Sama dengan Varian Lain
Syahril menjelaskan, gejala varian omicron hampir sama dengan gejala varian-varian sebelumnya, yaitu demam, batuk, dan gatal di tenggorokan, terutama pada derajat ringan hingga sedang. Menurutnya, tidak ada gejala khas dan khusus yang berbeda dengan varian delta maupun varian lain sebelumnya.
Pada derajat sedang, berat, hingga kritis, tergantung tingkat keparahannya. Sebagai contoh, pada derajat berat mengalami sesak nafas dan adanya gangguan pada sistem pencernaan.
Pada intinya penyakit ini menyerang pernafasan sehingga jika mengalami sesak perlu bantuan oksigen High Flow Nasal Cannula (HFNC) yang bertekanan sangat tinggi, bahkan pasien perlu ventilator jika sangat kritis.
Dokter paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan, menjelaskan bahwa gejala-gejala umum yang ditemui pada pasien yang dirawat di rumah sakit kawasan Jakarta Timur itu paling banyak adalah batuk dan nyeri tenggorokan.
Batuk dan Gatal Tenggorokan
Dikutip VOI dari ANTARA, Erlina mengatakan batuk dan nyeri atau gatal tenggorokan merupakan gejala khas varian omicron, berbeda dengan delta yang gejalanya sebagian besar pasien mengalami demam.
Dari pasien yang dirawat hanya sekitar 18 hingga 20 persen yang mengalami demam, sementara saat varian delta hampir 90 persen bergejala demam. Para pasien yang diketahui omicron dan kemungkinan juga terpapar varian baru tersebut tidak ada yang mengalami sesak nafas atau membutuhkan ventilator.
Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada kerusakan pada paru-paru. Berdasarkan data diketahui bahwa omicron berkembang pada saluran nafas atas.
Jadi, menurut Elina, gejalanya hanya ringan-ringan saja, kalau masyarakat mengetahui ada yang batuk, nyeri tenggorokan atau tenggorokan gatal untuk kondisi omicron saat ini, kita curiga bahwa itu adalah omicron. Jangan tunggu demam, apalagi ada riwayat kontak dengan pasien, maka segera memeriksakan diri.