ACEH - Mental yang kuat sangat dibutuhkan oleh manusia untuk bisa terus maju menghadapi tantangan-tantangan sehingga semakin lama semakin berkembang. Ini tidak terjadi hanya pada orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Sebagai orang tua, mengajarkan mental kuat pada anak termasuk hal yang penting.
Anak-anak tak lepas dari berbagai tantangan, seperti dalam kemandirian, pertemanan, kehidupan akademik, dan lainnya. Menurut Amy Morin, psikoterapis, anak-anak yang memiliki mental kuat adalah anak yang tangguh dan punya keberanian serta kepercayaan diri untuk mencapai potensi penuh mereka.
BACA JUGA:
Anak-anak bermental kuat akan punya sikap yang lebih optimististis saat menghadapi tantangan di masa dewasanya. Dengan demikian, kemungkinan bagi anak tersebut untuk mencapai kesuksesan jadi semakin besar. Berikut beberapa tips yang dikumpulkan tim VOI.
Cara Mengajarkan Mental Kuat pada Anak Sejak Dini
Menjadi panutan
"Anak-anak belajar cara merespons dalam situasi yang berbeda dengan memperhatikan orang tua mereka,” kata Amy. Maka, Anda perlu menyadari kekuatan mental Anda dan tunjukkan betapa Anda adalah orang yang kuat secara mental. Ini menjadi cara terbaik untuk mendorong buah hati mengembangkan kekuatan mentalnya.
Akan tetapi, harus diperhatikan bahwa yang dimaksud dengan bermental kuat bukanlah menahan emosi negatif, melainkan bisa mengendalikannya dan bangkit untuk mencari solusi terbaik. Anda bisa menceritakan tujuan pribadi Anda pada anak dan tunjukkan bahwa Anda mengambil langkah untuk tumbuh lebih kuat.
Pengelolaan rasa takut
Ketika merasakan ketakutan, seseorang tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan diri yang mereka butuhkan untuk mengatasi masalahnya. Ceritakan padanya bagaimana Anda memiliki ketakutan terhadap sesuatu dan perjuangan Anda mengelolanya. Bantu anak Anda menghadapi ketakutannya selangkah demi selangkah.
Beri apresiasi
Semangati dan puji upaya mereka. Ini akan membuat mereka belajar bahwa mereka adalah anak cakap yang dapat menangani masalahnya dan mampu melangkah keluar dari zona nyaman mereka.
Ajarkan keterampilan mengatur emosi
Orang tua perlu mengajari anak cara mengendalikan emosi mereka sehingga emosi tidak mengendalikan mereka. Hindari melarang mereka mengekspresikan emosinya. Di samping itu, jangan langsung menenangkan saat mereka marah atau langsung menghibur setiap kali mereka sedih.
Berikan mereka kesempatan untuk mengenali dan mengatasi emosi tidak nyamannya sendiri. “Sehingga mereka tidak bergantung pada Anda untuk mengatur suasana hati mereka. Anak-anak yang memahami perasaan mereka dan tahu bagaimana menghadapinya lebih siap menghadapi tantangan,” tutur Amy.
Biarkan anak membuat kesalahan
Orang tua overprotective akan banyak melarang anak untuk melakukan sesuatu karena khawatir anaknya terluka, gagal, atau membuat kesalahan. Justru, untuk membangun mental kuat, anak-anak perlu belajar membuat kesalahan.
Ajari anak Anda bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar sehingga mereka tidak merasa malu atau malu melakukan kesalahan. Biarkan mereka menghadapi konsekuensi alami dari kesalahan yang dihadapinya.
“Bicarakan tentang cara menghindari mengulangi kesalahan yang sama di lain waktu,” saran Amy.