5 Sebab Sakit Kepala Sebelah Kiri
Ilustrasi penyebab sakit kepala sebelah kiri (Freepik/Katemangoster)

Bagikan:

ACEH - Sakit kepala adalah hal yang biasa dialami oleh orang dewasa dan faktor yang bermacam-macam. Namun jika Anda mengalami sakit kepala sebelah kiri, kemungkinan dipicu oleh beberapa faktor tertentu.

Dikutip VOI dari Medical News Today, umumnya dokter mengklasifikasikan sakit kepala sebagai kondisi primer dan sekunder. Pada kondisi sakit kepala primer, rasa sakit pada kepala merupakan gejala utama.

Sementara, sakit kepala sekunder disebabkan oleh masalah kesehatan lain, seperti stroke, infeksi, dan tumor otak. Sakit kepala sekunder bisa terjadi di bagian kepala mana pun, termasuk kepala sebelah kiri. Faktor yang memengaruhi sakit kepala sekunder, antara lain berikut daftar sekaligus penjelasan singkatnya.

Faktor yang Bisa Memicu Sakit Kepala Sebelah Kiri

1. Migrain

Migrain menyebabkan sakit kepala sedang hingga parah yang dialami 12 persen orang di Amerika Serikat, 17 persen dialami wanita dan 6 persen pria. Migrain sering diikuti dengan denyutan di salah satu bagian kepala, mulai di sekitar mata atau pelipis, baik kiri maupun kanan, kemudian menyebar ke seluruh kepala.

Penyebab pasti migrain belum dipahami secara jelas oleh para ahli, tetapi faktor genetik dan lingkungan berperan jadi pemicu. Umumnya, migrain dialami oleh seseorang yang stres, mengalami perubahan hormonal, konsumsi makanan tertentu, seperti alkohol, keju, dan cokelat. Bahkan, kebanyakan tidur maupun aroma parfum juga bisa memicu sakit kepala sebelah.

2. Sakit kepala kluster

Sekitar 1 persen orang Amerika Serikat mengalami sakit kepala kluster yang muncul dalam beberapa episode selama 4--12 minggu kemudian berhenti selama beberapa tahun. Rasa sakit kepala kluster muncul pada belakang salah satu mata, pelipis, hingga dahi.

Rasa sakit ini umumnya dimulai pada malam hari, biasanya 1--2 jam setelah tidur dan memuncak setelah 5--10 menit. Gejala terkait antara lain hidung berair, kelopak mata terkulai, mata berair, wajah merah, dan berkeringat.

Sama seperti migrain, sakit kepala kluster juga tak diketahui pasti penyebabnya tetapi ahli percaya bahwa rasa sakitnya dipicu bagian otak hipotalamus dan saraf serta pembuluh darah dari sistem trigeminal yang memengaruhi wajah dan mata.

Sakit kepala ini terjadi dalam waktu yang sama, umumnya pada musim semi atau musim gugur dan 80 persen dari laki-laki usia 20--50 tahun mengalaminya.

3. Sakit kepala servikogenik

Penyebab sakit kepala sebelah kiri bisa karena cedera pada leher, seperti whiplash atau radang sendi. Bisa juga dipicu perubahan pada tulang belakang bagian. Sakit kepala servikogenik diikuti rasa nyeri pada leher dan menyebar ke mata atau wajah di salah satu sisi. Penglihatan juga kabur hingga sensitif terhadap cahaya serta suara.

4. Vaskulitis

Sakit kepala sebelah kiri, mungkin disebabkan serangan autoimun yang mana tubuh merespons zat berbahaya seolah-olah pembuluh darahnya sehingga menyebabkan pembuluh darah inflamasi atau meradang. Jenis vaskulitis yang umum adalah arteritis sel atau disebut arteritis temporal. Ini memengaruhi pembuluh darah di kepala dan biasanya dialami orang usia 50 tahun ke atas.

Apabila mengalami sakit kepala yang tak ada penyebab jelas, atau dikenal dengan sakit kepala thunderclap, mungkin disebabkan vaskulitis.

5. Aneurisma otak

Penurunan fungsi pada pembuluh darah otak disebut aneurisma otak yang biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pecah, pendarahan, dan berpotensi mengancam jiwa. Gejala sakitnya seperti kepala dipukul keras dan satu sisi tubuh terasa lemah. Selain itu, aneurisma otak sering diikuti gejala mual, muntal, hilang kesadaran, kejang, leher sakit dan kaku.

Sakit kepala tentu tidak nyaman, tetapi bisa disembuhkan di rumah jika kondisinya tidak parah. Seperti setelah kurang tidur, kebanyakan tidur, stres, dan mendekati siklus menstruasi, maka bisa diatasi dengan cara-cara sederhana seperti mandi air hangat, minum teh herbal untuk merilekskan, atau melakukan hobi untuk mendistraksi ketegangan.

Tetapi apabila sakit kepala dirasakan terus menerus, baik disertai atau tidak disertai gejala lain, maka Anda perlu memeriksakan segera ke dokter.