Komnas HAM Sebut Tak Ada Saksi yang Lihat Dugaan Pelecehan terhadap Istri Ferdy Sambo

"Dugaan pelecehan misalnya, itu kan Ricky dan Bharada E tidak menyaksikan. Dia hanya mendengar teriakan dari ibu itu, tidak tau kenapa teriakan terjadi. Berarti saksi hidup yang ada tinggal Ibu Putri," terang Taufan di kantor Komnas HAM, Selasa, 2 Agustus, dikutip VOI.

Kendala Pengungkapan Kematian Brigadir J Terkait Dugaan Pelecehan terhadap Istri Ferdy Sambo 

Komnas HAM mengalami kesulitan dalam mengungkap kasus kematian Brigadir J di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo. Itu karena keterangan yang didapatkan oleh Komnas HAM dari para ajudan dan ART tidak utuh dan kurang kaya informasi.

"Jadi kita tidak bisa mengkroscek itu sampai nanti kita menemukan berbagai bahan-bahan lain misalnya digital forensik komunikasi di antara mereka. Tapi sementara dari keterangan yang ada sekarang kita belum bisa menyimpulkan apa sebetulnya peristiwa yang terjadi. Itu problem yang paling krusial," jelasnya.

Taufan menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan terhadap tujuh ajudan Ferdy Sambo, ada satu ajudan yang mengaku melihat adu tembak antara Brigadir J dengan Bharada E. Dia adalah Bripka Ricky. Namun, lanjut Taufan, Ricky tidak melihat kejadian itu secara utuh.

"Ricky sendiri itu hanya menyaksikan sebagian. Tidak menyaksikan secara keseluruhan," jelasnya.

Penembakan Brigadir J

Seperti diketahui, Polri menyebut Brigadir J tewas ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat, 8 Juli 2022, sekira pukul 17.00 WIB.

Berdasarkan keterangan Polri, baku tembak antara dua anggota kepolisian tersebut diduga berawal dari adanya pelecehan serta penodongan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo.