Upaya Ungkap Kematian Brigadir J, Komnas HAM Telusuri Data Siber dan Digital
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam/DOK FOTO: Rizky Adytia-VOI

Bagikan:

ACEH - Hari ini Komnas HAM akan meminta keterangan dari Siber Bareskrim dan Digital Forensik Puslabfor Mabes Polri terkait kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Ini terkait upaya melengkapi rangkaian pemantauan dan penyelidikan baku tembak yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Nonaktif, Irjen Ferdy Sambo, yang menewaskan Brigadir J. 

"Ya hari ini kami mau minta keterangan terkait siber dan terkait digital forensik. Siber itu terkait komunikasi yang basisnya hp atau yang lain kalau ada. Kedua adalah soal CCTV bagaimana CCTV itu kalau di tempat publik ini sudah ngomong CCTV rusak di tempatnya rumah dinas Irjen Sambo dan CCTV ditempat yang katanya sudah didapatkan oleh temen kepolisian itu nanti akan kami cek," terang Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam, Rabu, 27 Juli, dikutip VOI

Pengecekan Komunikasi Sebelum dan Sesudah Penembakan Brigadir J

Anam menjelaskan, Komnas HAM akan melakukan pengecekan terhadap titik-titik CCTV dan alur peristiwa sebelum dan sesudah penembakan terhadap Brigadir J. Pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap jumlah, warna, dan model gawai yang digunakan oleh orang-orang yang ada di rumah dinas Irjen Ferdy. 

"Termasuk juga kalau substansi handphone (hp) itu apa komunikasi penting dalam hp tersebut, di jam berapa, apa yang dibicarakan, titik-titik jejak digitalnya kayak apa. Kami sudah siapin beberapa waktu yang lalu. Namun memang kesempatannya baru hari ini karena kemarin kami masih konsentrasi pertama soal luka di tubuh jenazah, terus soal ADC nah baru hari ini siber sama digital forensik," terang Anam. 

Anam menerangkan, Komnas HAM akan menelusuri jejak digital komunikasi seluruh ADC dan Irjen Ferdy Sambo. Tak terkecuali, pemeriksaan akan dilakukan terhadap handphone milik Brigadir J

"Semua hp yang terkait peristiwa ini pasti kami akan tanya, contohnya misalnya hp nya J, itu kami akan tanya di mana posisinya, apa isinya gitu, termasuk misalnya hp-nya Irjen Sambo itu kami juga akan tanya dimana dan apa isinya dalam konstruksi peristiwa ini, kayak begitu salah satu contohnya," jelasnya.

"Semua termasuk punyanya J, dan bukan dua tapi tiga," tegasnya lagi. 

Pengecekan CCTV

Komnas HAM juga akan mempertanyakan kondisi CCTV yang sebenarnya. Hal tersebut dilakukan sebab awalnya CCTV disebut rusak, tetapi setelah beberapa waktu dinyatakan ditemukan. 

"Kami minta barangnya ditunjukan pada kami, kalau video kami minta videonya ditunjukan pada kami. Kalau CCTV kan video, enggak mungkin dicopot itu kamera punyanya orang, marah orangnya, videonya kami minta tunjukkan," tutur Anam. 

Soal jumlah handphone dan CCTV, Anam mengatakan, nantinya Komnas HAM akan mengumumkan setelah pemeriksaan forensik dan siber selesai.

"Nanti kita umumkan, kami punya datanya nanti kami umumkan, tapi yang paling penting dalam pemeriksaan siber maupun digital forensik itu satu, bendanya mana, substansi isinya apa, kalau soal digital forensik itu terkait video, vidionya mana, itu yang paling penting," kata Anam.