ACEH - Wartawan Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, disebut sengaja ditembak oleh tentara Israel. Hal tersebut disampaikan oleh otoritas Palestina berdasarkan hasil penyelidikan yang telah dilakukan.
Jaksa Agung Palestina, Akram Al-Khatib, menyampaikan, hasil penyelidikan menunjukkan tidak ada militan yang dekat dengan Abu Akleh saat meninggal.
BACA JUGA:
"Satu-satunya sumber tembakan di tempat itu berasal dari pasukan pendudukan dengan niat untuk membunuh,” terang Al-Khatib, merujuk pada Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dikutip VOI dari Reuters, 27 Mei.
Shireen Abu Akleh Sempat Berusaha Melarikan Diri
Dia menjelaskan, Abu Akleh, telah memakai helm dan rompi dengan tulisan Press yang dengan jelas menjadi tanda bahwa dirinya adalah jurnalis. Abu Akleh juga sudah mencoba melarikan diri bersama beberapa rekan wartawan ketika tembakan pertama terdengar.
"Ini merupakan kejahatan perang," tegas Al-Khatib.
Al-Khatib menerangkan, tes menunjukkan bahwa peluru yang merenggut nyawa Abu Akleh adalah peluru 5,56 mm yang ditembakkan dari senapan semi-otomatis Ruger Mini-14, yang digunakan oleh militer Israel.
Kaliber 5,56 yang sama juga dapat ditembakkan dari senapan M-16 yang dibawa oleh banyak militan Palestina. Al-Khatib tidak mengatakan bagaimana dia yakin itu berasal dari senapan Israel.
Penelusuran Pembunuhan Wartawan Al Jazeera
Diketahui, Palestina mengatakan bahwa mereka tidak memercayai Israel dan telah menolak untuk mengadakan penyelidikan bersama.
Sebelumnya, jaringan media Al Jazeera menugaskan tim hukum untuk merujuk pembunuhan jurnalisnya, Shireen Abu Akleh, ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda.
Jaringan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis, mereka telah membentuk koalisi internasional yang terdiri dari tim hukumnya bersama dengan para ahli internasional, dan sedang mempersiapkan berkas pembunuhan Abu Akleh untuk diajukan ke jaksa ICC.
Terkait
