WNI Terjebak Perang Rusia-Ukraina di Chernihiv, Kemenlu RI Beri Penjelasan
Ilustrasi evakuasi warga sipil dari Ukraina. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)

Bagikan:

ACEH - Belum lama ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan melakukan pemantauan terhadap kondisi sembilan warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak perang Rusia-Ukraina di Chernihiv. Kemenlu RI berkoordinasi dengan otoritas kedua negara berselisih guna memastikan jalur aman untuk evakuasi.

Keluarga WNI asal Binjai, Sumatera Utara, menangis meminta pemerintah Indonesia segera mengevakuasi keluarganya yang saat ini masih berada di Chernihiv, Ukraina. Setekag melakukan telekonferensi dengan pihak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di ruang di Command Center (BCC) Balai Kota Binjai, ibu dari Muhammad Raga Prayuga, Ritami, menangis sambil membawa foto menceritakan kondisi anak yang saat ini ada di kawasan Ukraina Utara.

Kemenlu RI Jalin Komunikasi Terkait Evakuasi WNI yang Terjebak Perang Rusia-Ukraina

Terkait hal tersebut, Jubir Kemenlu, Teuku Faizasyah, memastikan pihaknya melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kyiv terus memantau dan berkomunikasi dengan kesembilan WNI yang ada di lokasi tersebut. Mereka menjalin komunikasi dengan kedua belah pihak yang bertikai terkait evakuasi.

"KBRI terus berkomunikasi dengan kesembilan WNI yang masih terjebak tersebut. Pemerintah juga terus berkomunikasi dgn pihak2 yg berkonflik, untuk bisa melakukan evakuasi, khususnya pada saat jeda kemanusiaan dan dibukanya koridor untuk evakuasi," terangnya kepada VOI melalui pesan singkat pada Selasa, 8 Maret.

"Mereka harus keluar ke daerah yang lebih aman dahulu dan hanya bisa jalan darat. Selanjutnya baru dipulangkan ke Indonesia," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa sebelum serangan Rusia ke Ukraina dilakukan, KBRI Kyiv telah berkomunikasi dengan para WNI di Ukraina, termasuk sembilan orang yang ada di Chernihiv.

"Sesuai rencana kontingensi, jika terjadi serangan para WNI diminta segera berkumpul di KBRI Kyiv. Namun, berbeda dengan WNI lainnya, saat serangan terjadi, kesembilan WNI di Chernihiv tidak dapat menjangkau KBRI Kyiv yg berjarak sekitar 2 jam," ungkapnya.

"Sejak saat tersebut KBRI terus memonitor kondisi mereka. Pada hari ini komunikasi zoom kembali diadakan dengan 9 WNI di Chernihiv dan keluarga di Indonesia. Mereka sampaikan dalam kondisi aman dan pasokan logistik memadai. Mereka diminta tetap berada di Chernihiv krn saat ini msh terjadi pertempuran," paparnya.

WNI Terjebak Perang di Chernihiv, Ukraina

Ditambahkan olehnya, secara paralel, KBRI Kyiv terus berkomunikasi intensif dengan berbagai pihak di Ukraina dan Rusia untuk bisa memberikan safe passage atau jalur evakuasi aman bagi para WNI.

"KBRI Kyiv telah siapkan penjemputan jika jalur aman evakuasi telah dikonfirmasi kedua belah pihak yg bertikai," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Muhammad Raga Prayuga bersama delapan WNI lainnya yang berasal dari Binjai dan Langkat yang bekerja di pabrik plastik milik warga negara Yordania di Ukraina, terjebak invasi di Chernihiv.

Ritami mengatakan, sebenarnya anaknya sudah mau pulang ke Indonesia saat mendengar kabar soal invasi Rusia ke Ukraina. Hanya saja, prosesnya sangat lamban. Akibatnya, mereka tertahan di tengah kondisi perang Rusia dengan Ukraina.

"Kami memohon kepada pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi anak saya bersama teman-temannya di sana (Ukraina)," pinta Rutami, menambahkan kontrak kerja anaknya berakhir September 2022 ini.