Gubernur Aceh Tidak Antikritik dan Antidemonstrasi
Gubernur Aceh Nova Iriansyah menerima kunjungan silaturrahmi dan audiensi, Ketua FPMPA Muhammad Jasdy /ANTARA HO Humas Pemerintah Aceh)

Bagikan:

ACEH - Pemerintah Aceh tidak antikritik dan tidak anti terhadap penyaluran aspirasi masyarakat yang dilakukan dengan demonstrasi. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

“Saya siap dikritik dan tidak antidemo karena hal itu adalah salah satu instrumen demokrasi dan sampaikanlah aspirasi dengan etika yang baik. Sampaikan di mana kelalaian dan kelemahan, insyaallah akan kami koreksi. Pemerintah memang sangat membutuhkan dukungan OKP dan LSM,” ungkap Nova di Banda Aceh, Selasa, 1 Maret, dikutip VOI dari Antara.

Gubernur Aceh Butuh Bantuan Seluruh Elemen

Dia menyampaikan hal tersebut di sela-sela menerima kunjungan Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA) di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh. Menurut Nova, dalam penyelenggaraan pembangunan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah Aceh butuh keterlibatan semua elemen masyarakat.

“Sejak awal saya sudah menegaskan bahwa tidak ada 'Superman' yang bisa menyelenggarakan pemerintahan dan menggelindingkan program pembangunan secara sendirian. Semua butuh kolaborasi dan kerja sama lintassektor,” katanya.

Oleh sebab itu, menurut Nova, kritik dan saran membangun dari OKP dan LSM sangat dibutuhkan dalam menyukseskan pembangunan di daerah.

Kinerja FPMPA

Gubernur juga mengapresiasi berbagai hasil kerja FPMPA agar lebih fokus dan menyarankan agar organisasi itu memiliki fokus pada isu yang dikawal dengan baik.

“Saya mengapresiasi kerja-kerja FPMPA. Mudah-mudahan bisa terus berkiprah dan eksis dan kerja-kerjanya benar-benar menyentuh masyarakat. Saya sarankan, FPMPA memilih fokus isu yang dikawal, misalnya fokus pada sektor kesehatan,” katanya.

Ketua FPMPA Muhammad Jasdy mengatakan sebagai bentuk mendukung program vaksinasi yang digalakkan pemerintah, beberapa waktu lalu organisasi yang ia pimpin telah menyosialisasikan vaksinasi di sejumlah daerah terpencil di Aceh.

“Kami sudah menyosialisasikan vaksinasi kepada masyarakat di Lapeng Pulo, Aceh. Saat itu, kami juga melakukan vaksinasi kepada 84 orang. Selain itu, kami juga melakukan vaksinasi pada 64 warga Pondok Gajah di Bener Meriah serta 104 warga di Pulau Banyak, Aceh Singkil,” katanya.