Pentingnya Testing oleh Kontak Erat Pasien COVID-19
Ilustrasi-DOK VOI

Bagikan:

ACEH - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Siti Nadia Tarmizi, mengingatkan masyarakat untuk melakukan testing jika menjadi kontak erat pasien COVID-19.

Nadia menjelaskan, meski tidak bergejala, testing oleh kontak erat adalah hal yang penting untuk dilakukan demi menekan penyebaran virus corona. Terlebih lagi, varian omicron sudah meluas saat ini.

“Aktivitas testing dan tracing kontak erat ini sangat penting dalam mencegah penyebaran. Kami meminta masyarakat untuk tidak takut melakukan testing, apalagi yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19," terang Nadia dalam keterangannya, Jumat, 18 Februari, dikutip VOI.

Paket Obat Isoman Gratis untuk Pasien COVID-19

Jika kemudian diketahui terpapar COVID-19, Nadia meminta kontak erat terkait melakukan isolasi mandiri (isoman). Saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyediakan fasilitas telemedisin beserta paket obat isoman gratis.

"Tidak perlu takut untuk karantina atau isolasi mandiri (isoman) karena Kemenkes menyediakan layanan telemedisin maupun konsultasi dengan nakes di Puskesmas untuk memantau perkembangan kesehatan masyarakat,” jelas Nadia.

Nadia menuturkan, pada Kamis, 17 Februari, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit adalah 36 persen dari total tempat tidur perawatan dan isolasi COVID-19 yang disediakan.

"Angka ini masih sangat memadai untuk perawatan pasien COVID-19 dan tidak terlalu membebani pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang dimiliki saat ini," ucap Nadia.

Kasus COVID-19 Menurun

Data lain juga menunjukkan beberapa provinsi yang sebelumnya sudah melampaui kasus harian pada puncak varian delta, kini mencatatkan penurunan jumlah kasus harian. Kasus konfirmasi harian di DKI Jakarta yang sempat melampaui kasus gelombang Delta 2021 lalu, kini berangsur-angsur turun. Pada Minggu, 6 Febaruai, kasus harian DKI Jakarta sempat di posisi 15.825, namun berangsur turun menjadi 9.482 pada Selasa, Februari.

Bali dan Banten yang juga sempat mencatat kasus harian melebihi puncak Delta berangsur turun. Pada Rabu, 9 Februari, Provinsi Bali mencatat kasus harian di posisi 2.556 dan berangsur turun pada Selasa, 15 Februari menjadi 1.646. Kemudian, Banten yang pada Sabtu, 12 Februari berada di posisi 7.283 tercatat menurun di Selasa, 15 Februari pada posisi 6.500.