Sikapi Bentrokan Warga dengan Polisi, Ganjar Pranowo Datang ke Desa Wadas
Ganjar Pranowo (DOK Humas Pemprov Jateng)

Bagikan:

ACEH - Proses pengukuran lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah mendapat sorotan karena menimbulkan bentrokan antara polisi dengan warga. Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, datang lokasi pada Rabu, 9 Februari.

Ganjar memberikan pesan kepada warga untuk tetap menjaga kerukunan dan saling menghormati antarsesama meski ada pihak yang pro dan yang kontra.

"Sing penting rukun ya, ada yang setuju, ada yang tidak setuju tidak apa-apa. Yang penting rukun. Kalau rukun kan enak, agar persaudaraan nanti tidak gontok-gontokan. Saling menghormati dan menghargai saja, ora usah do petentengan (tidak perlu marah-marahan)," kata Ganjar kepada warga dalam kunjungan tersebut, Rabu, 9 Fabruari, dikutip VOI.

Warga Pro Penambangan Sambut Ramah Ganjar Pranowo

Pada saat kedatangan Gubernur, situasi di Wadas tampak tenang, tidak terlihat ketegangan atau suasana yang mencekam. Di beberapa titik terlihat polisi yang mayoritas adalah polisi wanita (polwan) berjaga-jaga dan berbaur dengan masyarakat.

Ganjar berhenti di Masjid Desa Wadas. Di sana, dia bertemu beberapa orang yang merupakan kelompok warga pro terhadap penambangan batu andesit di wilayahnya.

"Assalamualaikum, sehat Bu? Mpun divaksin dereng?" tanya Ganjar kepada beberapa orang.

Warga tersebut menyambut Ganjar Pranowo dengan ramah. Ganjar menanyakan proses pengukuran yang dilakukan di lokasi itu.

"Iya Pak, sudah diukur. Punya saya hari ini mulai diukur," kata Rodiyah, salah satu warga.

Rodiyah mengatakan, pihaknya merupakan warga yang pro dengan penambangan. Warga yang sudah setuju, berharap agar proses pengukuran segera diselesaikan sehingga ganti untung bisa dibayarkan.

"Kami minta secepatnya, Pak, biar segera dibayar," timpal Mulyati, warga lainnya.

Penggunaan Uang Ganti Rugi

Ganjar kemudian menanyakan uang yang akan diterima akan digunakan untuk apa. Beberapa warga itu mengatakan, uang akan digunakan untuk membeli tanah di tempat lain, modal usaha, dan dibagikan pada anak serta saudara.

"Rencana meh nggo tuku mobil mewah, Pak (rencana mau beli mobil mewah, Pak), tapi mending kangge tumbas ruko ben saget usaha (tapi lebih baik buat membeli ruko biar bisa usaha)," kata Rodiyah sambil tertawa.

Ganjar melarang warga membeli barang mewah. Uang yang diterima lebih baik untuk usaha.

"Ojo nggo tuku mobil (jangan untuk beli mobil), kalau sudah diberikan mending buat beli tanah untuk tempat tinggal atau digunakan untuk modal usaha," kata Ganjar.

Ganjar sendiri mengatakan, dirinya datang ke Desa Wadas untuk dialog dengan warga. Selain itu, ia ingin memastikan agar kerukunan tetap terjalin di sana.

"Karena berita yang tersebar di luar itu seram banget. Insyaalah tidak seperti itu. Maka saya hari ini ke Wadas untuk menengok secara langsung," terangnya.