Ahok Mendapat Peringatan Terkait Sikapnya yang Seperti Dirut Pertamina
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Foto: Instagram @basukibtp)

Bagikan:

ACEH – Staf Khusus (Stafsus) Erick Thohir, Arya Sinulingga, memberi peringatan kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selaku Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero). Arya mengingatkan Ahok agar tidak bertindak melebihi kapasitasnya.

Hal tersebut dilakukan menyusul pernyataan Ahok yang mengatakan bahwa banyak kontrak bisnis BUMN yang merugikan perusahaan BUMN, termasuk Pertamina.

Arya juga meminta Ahok agar tahu batasan antara posisi direktur utama (dirut) dan komisaris. Ini dilakukan agar Ahok tak merasa menjadi dirut perusahaan, padahal statusnya adalah komisaris.

"Jangan sampai Pak Ahok ini di Pertamina menjadi komisaris berasa dirut gitu. Komut berasa direktur tuh jangan. Harus tahu batasan-batasannya," terang Arya kepada wartawan, dikutip VOI pada Senin, 29 November.

Pernyataan Arya Terkait Sikap Ahok

Selain itu, Arya meminta agar Ahok mempelajari transformasi yang tengah dilakukan Kementerian BUMN sebelum mengeluarkan pernyataan.

"Kita berharap Pak Ahok makin banyak nih belajar dari apa yang sedang dilakukan BUMN. Jangan sampai Pak Ahok ketinggalan kereta, masa Pak Ahok sebagai komut ketinggalan kereta," jelasnya.

Terlebih lagi, lanjut Arya, pernyataan Ahok sudah lama menjadi perhatian Kementerian BUMN. Erick Thohir bahkan telah mengingatkan agar proyek di perusahaan plat merah tidak menjadi bancakan korupsi dan kerja sama antara BUMN dapat memberikan keuntungan satu sama lain.

"Apa yang diomongkan beliau itu sudah lama diomongkan Pak Erick Thohir mulai dari urusan bahwa jangan sampai proyek-proyek itu jadi bancakan korupsi, bahwa BUMN itu perusahaan milik negara. Kemudian juga kalaupun ada kerja sama antar BUMN itu harus win win solution. Tidak boleh ada yang dirugikan, itu semua sudah dibicarakan Pak Erick jauh-jauh hari," ucapnya.

Hingga saat ini, tambah Arya, kementeriannya sudah menjalankan lima transformasi yang akan dilakukan seluruh perseroan secara bersamaan. Menurutnya, lima transformasi itu harusnya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di BUMN. Sebab, transformasi tersebut menjadi acuan di perusahaan pelat merah.

"Jadi saya bingung juga kalau Pak Ahok enggak paham, lima transformasi di BUMN. Sebagai Komut itu harusnya jadi acuan Pak Ahok dan itu harusnya diterapkan juga di Pertamina lima transformasi itu. Beliau kan sebagai Komut harusnya membicarakan itu juga di sesama dewan komisaris," tuturnya.

Sebelumnya, Ahok beberapa waktu lalu memang menyebut banyak kontrak bisnis di BUMN yang merugikan perusahaan pelat merah, termasuk Pertamina. Ia pun marah dengan temuan itu, pasalnya selain merugikan BUMN kontrak bisnis itu justru menguntungkan pihak lain.

Ahok juga bertambah geram, lantaran kontak yang merugikan BUMN tersebut dianggap angin lalu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pernyataan itu disampaikan Ahok melalui akun YouTube Panggil Saya BTP, Jumat, 26 November.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berujar kontrak yang merugikan BUMN ini terjadi lantaran direksi yang bersangkutan diiming-imingi mendapatkan sesuatu. Salah satunya adalah jabatan di perusahaan swasta telah keluar dari BUMN.

Meski begitu, Ahok tak menyebut lebih detail mengenai kontrak yang merugikan BUMN dan perusahaan pelat merah mana saja yang memiliki kontrak merugikan tersebut.

Artikel ini telah tayang dengan judul Peringatan dari Stafsus Erick Thohir untuk Ahok: Jadi Komisaris Jangan Merasa seperti Dirut Pertamina, Harus Tahu Batasan sebelum Keluarkan Pernyataan.

Selain peringatan untuk Ahok, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Aceh!