ACEH - Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran, menyesalkan dan prihatin dengan kematian tiga harimau sumatra karena terkena jerat di kawasan hutan di Kecamatan Meukek.
"Kami sesalkan dan prihatin tiga harimau ditemukan mati. Kami minta penegak hukum mengusut tuntas matinya tiga harimau sumatra tersebut," kata Tgk Amran di Tapaktuan dilansir Antara, Jumat, 27 Agustus.
BACA JUGA:
Bupati mengatakan informasi yang diterimanya, jerat tersebut merupakan perangkat babi. Biasanya, menurut dia, yang memasang jerat babi adalah orang luar Aceh Selatan.
Sebab, kata Tgk Amran, masyarakat Aceh Selatan yang mencari nafkah di hutan tidak memasang jerat yang menyebabkan kematian satwa dilindungi seperti harimau.
Harimau Sumatra Adalah Satwa Dilindungi
Bupati menegaskan harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) dan satwa dilindungi lainnya merupakan kekayaan alam yang harus dilindungi, sehingga bisa diwariskan kepada generasi mendatang.
"Masyarakat Aceh Selatan selama ini hidup berdampingan dengan harimau. Pada saat konflik, saat saya di gunung, harimau menjadi petunjuk ketika tersesat," kata Tgk Amran.
Sebelumnya, tiga harimau sumatra ditemukan mati terkena jerat di tua titik terpisah di kawasan hutan di Gampong (desa) Ie Buboh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh.
Tiga harimau tersebut, satu induk betina diperkirakan berusia 10 tahun dan dua anakan, jantan dan betina dengan usia diperkirakan 10 bulan. Anakan jantan ditemukan mati terjerat di lokasi terpisah.
Lokasi satwa dilindungi itu mati berada di kawasan hutan lindung yang berbatasan dengan areal penggunaan lain (APL). Indukan dan anak harimau betina ditemukan mati lima hari setelah ditemukan. Sedangkan anakan jantan mati tiga hari saat ditemukan.
Artikel ini telah tayang dengan judul Bupati Aceh Selatan Minta Kasus 3 Harimau Mati Terjerat Diusut. Selain harimau sumatra mati terjerat, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!