Presiden Jokowi: Saya Tidak Toleransi terhadap Penyelewengan Anggaran
Presiden Joko Widodo (Sekretariat Kabinet RI)

Bagikan:

ACEH - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pengawasan terhadap penggunaan anggaran mesti diperketat. Ia mengatakan, pemerintah tidak akan toleransi terhadap penyelewengan anggaran, khususnya pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang.

"Saya tidak akan memberikan toleransi sedikit pun terhadap adanya penyelewengan anggaran. Apalagi di saat kita seperti sekarang ini, semuanya harus dihemat dalam rangka menghadapi pandemi," terang Jokowi ketika membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 27 Mei.

Jokowi Larang Adanya Penyalahgunaan Anggaran

Pada masa pandemi, lanjut Presiden, seluruh kekuatan bangsa mesti diperjuangkan demi mempercepat pemulihan ekonomi dan kesehatan. Oleh sebab itu, peran pengawasan sangatlah penting agar semua tujuan negara melalui belanja anggaran dapat terjamin secara akuntabel, efektif, dan efisien.

"Mengikuti prosedur itu penting tetapi jauh lebih penting adalah tercapainya target yang telah ditetapkan. Sekali lagi, ini harus secara akuntabel, efektif, dan efisien," tegasnya.

Jokowi mengatakan, masyarakat saat ini terus menunggu hasil dari tiap anggaran yang dibelanjakan oleh pemerintah.

"Yang ditunggu rakyat itu hasilnya, yang ditunggu itulah manfaat," tegasnya.

Presiden meminta jangan sampai ada anggaran yang lantas tak terawasi dengan baik dan menimbulkan penyalahgunaan.

"Apalagi sampai dikorupsi," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah saat ini telah menyiapkan dana pemulihan ekonomi nasional hingga mencapai Rp700 triliun. Dana ini, kata Jokowi, harus segera direalisasikan secara cepat.

"Ini harus cepat (direalisasikan, red) karena kita kejar-kejaran dan (harus, red) tepat sasaran. Agar ekonomi kita bisa bangkit kembali," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di VOI.id dengan judul Jokowi: Tak Ada Toleransi Terhadap Penyelewengan Anggaran, Apalagi di Tengah Pandemi COVID-19. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!