ACEH – Pada Minggu, 16 Mei, militer Israel luncurkan serangan udara di Gaza, Palestina. Kurang lebih, 42 warga Palestina tewas, termasuk 10 anak-anak.
Dengan tambahan dari serangan tersebu, korban tewas di Gaza melonjak menjadi 192, 58 di antaranya adalah anak-anak. Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina. Sementara, pihak berwenang Israel mengatakan bahwa dipihaknya, sepuluh orang tewas di, termasuk dua anak-anak.
BACA JUGA:
Di rumah-rumah yang hancur selama serangan Israel di lingkungan Gaza pada Minggu pagi, warga Palestina bekerja untuk membersihkan puing-puing dari salah satu bangunan yang hancur, menemukan mayat seorang wanita dan pria.
"Ini adalah momen-momen mengerikan yang tidak dapat digambarkan oleh siapa pun. Seperti gempa bumi yang melanda daerah itu," kata Mahmoud Hmaid, ayah tujuh anak yang membantu upaya penyelamatan, dikutip dari Reuters, Senin 17 Mei.
Israel Mengaku Tidak Sengaja Atas Tewasnya Warga Sipil Palestina
Terkait korban tewas warga sipil Palestina, militer Israel mengaku tidak sengaja. Mereka berdalih, serangan udara bertujuan untuk menyerang sistem terowongan bawah milik militan Hamas.
"Fasilitas militer bawah tanah runtuh, menyebabkan fondasi rumah sipil di atasnya juga runtuh, menyebabkan korban yang tidak diinginkan," sebut pernyataan militer Israel.
Di sisi lain, Hamas mengatakan bahwa serangan udara tersebut sebagai pembunuhan yang telah direncanakan.
"Seperti biasa, Israel mencoba menyesatkan opini publik melalui kebohongan ini dalam upaya untuk membenarkan kejahatan dan melarikan diri dari tanggung jawab," kata Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem.
Di tempat lain, pejabat Hamas yang lain, Sami Abu Zuhri, mengatakan kepada Reuters, apa yang terjadi pagi itu merupakan pembunuhan yang telah direncanakan sebelumnya.
"Gambar-gambar dari apa yang terjadi dan dari tempat kejadian membuktikan bahwa bangunan-bangunan itu ditargetkan secara langsung, yang menyebabkan mereka runtuh," ujarnya melalui telepon dari Istanbul, Turki.
Meski demikian, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut, pihaknya akan melanjutkan penggunaan kekuatan penuh terhadap Palestina.
Netanyahu juga membela serangan udara Israel pada Hari Sabtu yang menghancurkan gedung 12 lantai tempat Associated Press dan jaringan TV Al Jazeera berkantor. Dia mengatakan, struktur itu juga menampung kantor intelijen kelompok militan dan dengan demikian menjadi target yang sah.
"Kami bertindak sekarang dan selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan dan ketenangan Anda, warga Israel. Ini akan memakan waktu," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi setelah bertemu dengan kabinet keamanannya.
Artikel ini telah di VOI.id dengan judul Serangan Udaranya Tewaskan 42 Warga Sipil di Hari Minggu, Israel: Tidak Sengaja. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!