ACEH - Beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, mengatakan bahwa perdamaian di Aceh antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pemerintah Indonesia bukan hanya upaya untuk menghentikan kekerasan, tetapi juga merajut kembali keindonesiaan dalam NKRI.
"Perdamaian Aceh di Helsinki itu tidak bisa hanya dianggap sebuah upaya menghentikan kekerasan yang mengganggu keamanan, tetapi juga upaya untuk merajut kembali keindonesiaan kita yang sangat indah di dalam bingkai NKRI," jelas Mahfud MD dalam acara peringatan 17 tahun Aceh damai yang mengangkat tema Aceh Damai dalam Bingkai Keindonesiaan di gedung Lemhannas, Jakarta, Senin, 15 Agustus, dikutip VOI dari ANTARA.
Kesepakatan Helsinki Soal Perdamaian di Aceh
Kesepakatan Helsinki merupakan nota kesepahaman antara pemerintah Indonesia dan GAM yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005. Kesepakatan tersebut memuat pernyataan komitmen kedua belah pihak untuk menyelesaikan konflik di Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan, dan bermartabat bagi semuanya.
Dia menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat Aceh menjadi bangsa Indonesia sudah muncul sejak 1930 atau 2 tahun pascaperistiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Hal tersebut, lanjut dia, bisa dilihat melalui kemunculan kata Indonesia dalam lagu daerah Aceh dan lagu daerah lainnya yang mengumandangkan kesatuan Indonesia.
"Oleh sebab itu, kita bangga dan terharu punya Indonesia yang berangkat dari kebersatuan lintas etnis," ujar Mahfud.
Persatuan Bangsa
Mahfud mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia bahwa konsep kebangsaan yang dianut oleh para pendiri bangsa adalah kebangsaan tanpa menghilangkan keberagaman.
"Identitas kebangsaan Indonesia tidak pada satu suku, ras, bahasa, ataupun agama tertentu. Identitas kebangsaan Indonesia adalah pada ide, gagasan, dan cita-cita untuk hidup merdeka dan menghapuskan penjajahan di atas dunia," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.
Di akhir pidato, Mahfud MD mengajak seluruh rakyat Aceh untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Selain Mahfud, dalam acara peringatan 17 tahun Aceh damai itu, hadir pula sejumlah tokoh asal Aceh, yakni Mustafa Abubakar, Sofyan Djalil, dan Fachry Ali.
Berikutnya ada pula beberapa tokoh yang berperan dalam proses perdamaian Aceh, yaitu Hamid Awaluddin, Hasan Wirajuda, serta fasilitator perdamaian Aceh Juha Christensen yang berkebangsaan Finlandia.
Artikel ini telah tayang dengan judul Mahfud: Perdamaian Aceh Upaya Bangun Keindonesiaan dalam Bingkai NKRI.
Selain perdamaian di Aceh, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.