ACEH - Pengelolaan dana desa di Aceh belum bisa menurunkan angka kemiskinan di Aceh yang saat ini masih di kisaran 15 persen. Hal tersebut diungkapkan oleh akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Irham Fahmi.
"Selama ini, dana desa lebih banyak digunakan untuk kegiatan pembangunan fisik yang tidak bisa menjawab persoalan kemiskinan," terang Irham Fahmi di Banda Aceh, Selasa, 2 Maret, dikutip VOI dari Antara.
Ketidakmampuan Dana Desa Ubah Angka Kemiskinan di Aceh
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK itu menjelaskan, penggunaan dana desa untuk pembangunan fisik tidak menyentuh akar masalah. Oleh karena itu, angka kemiskinan di Aceh tak banyak berubah, tetap naik turun.
Menurutnya, ketidakmampuan dana desa menekan angka kemiskinan berawal saat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) di tingkat desa.
Musrenbang lebih banyak menyepakati alokasi dana desa digunakan untuk pembangunan fisik. Sementara, alokasi anggaran yang bersentuhan dengan kemiskinan minim sekali.
Angka Kemiskinan di Aceh Naik Turun
Irham menerangkan, angka kemiskinan di Aceh sepertinya fluktuatif, naik dan turun. Penanganan kemiskinan tersebut tidak dilakukan secara sistematis.
Seharusnya, dana desa tersebut lebih banyak digunakan untuk pemberdayaan masyarakat miskin.
"Seperti untuk pemberdayaan ekonomi dirasa kurang. Begitu juga dengan alokasi untuk pendidikan, juga minim. Padahal, pendidikan merupakan solusi mengurangi angka kemiskinan," kata Irham Fahmi.
Artikel ini telah tayang dengan judul Banyak Dialokasikan ke Pembangunan Fisik, Pengamat Sebut Dana Desa Belum Turunkan Kemiskinan di Aceh.
Selain kemiskinan di Aceh, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.