Edukasi Masyarakat Soal Gizi untuk Mencegah Stunting pada Anak
Ilustrasi (Peter Oslanec/Unsplash)

Bagikan:

Aceh - Salah satu program pemerintah adalah upaya mencegah stunting atau kekerdilan. Ini merupakan usaha pemerintah mempersiapkan sumber daya maju dan berkualitas demi masa depan.

Terlebih lagi, saat ini bangsa Indonesia sedang mempersiapkan revolusi industri 5.0. Dalam hal ini, sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu menyelesaikan tantangan dan masalah sosial melalui ragam inovasi sangat dibutuhkan.

Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, angka prevalensi anak lahir dengan keadaan kekerdilan mengalami penurunan, yaitu dari 27,67 persen pada 2019 menjadi 24,2 persen pada akhir 2021, dikutip VOI dari Antara, Rabu, 2 Februari.

Penurunan angka bayi lahir stunting tidak lepas dari upaya seluruh pihak dalam mencegah dan mengatasi stunting, baik preventif, kuratif, maupun promotif. Meski demikian, usaha mengatasi dan mencegah stunting perlu di kayuh terus demi mencapai target pemerintah, yaitu 14 persen pada 2024.

Berbagai Hal Penting Terkait Upaya Mencegah Stunting

Usaha serta kerja keras dari pusat dan daerah diperlukan agar penyebarluasan stunting bisa dikendalikan. Selain itu, edukasi masyarakat terhadap bahaya stunting pada anak juga wajib dilaksanakan.

Menurut ahli epidemiologi lapangan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Yudhi Wibowo, masyarakat masih perlu meningkatkan kesadaran serta pemahaman mengenai pentingya asupan gizi seimbang bagi buah hati. Selain itu, penting juga menyiapkan kehidupan berkeluarga sebelum pernikahan, menetapkan pola asuh anak dalam keluarga, serta peningkatan akses layanan kesehatan. 

Posyandu, merupakan wahana pertama dan utama yang dapat mengingatkan masyarakat secara berkala terkait upaya-upaya pencegahan stunting. Postadu dapat memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pentingnya makanan bergizi sebagai salah satu elemen penting dalam pertumbuhan anak. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan peningkatan fasilitas pelayanan posyandu di daerah-daerah.

Posyandu mudah dijangkau orang tua yang ingin memantau perkembangan anak mulai dari lingkar kepala, berat dan tinggi badan, hingga perkembangan psikologis anak. Menurut dr. Yudhi, awal yang baik untuk memantau tumbuh kembang anak dimulai secara rutin khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Pemenuhan Gizi Anak

Orang tua juga dapat mengoptimalisasikan penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) demi memantau tumbuh kembang anak pasalnya terdapat grafik-grafik lengkap yang dapat dijadikan pedoman bagi para orang tua dalam memantau perkembangan anak-anak. 

Dalam 1.000 hari pertama kehidupan, anak perlu diberikan nutrisi baik sesuai kebutuhan dalam masa pertumbuhan. Tugas orang tua memastikan pemenuhan gizi seimbang mulai dari karbohidrat, protein, hingga mineral yang dibutuhkan anak.

Yudhi juga menghimbau pemerintah daerah untuk memusatkan perhatian pada ibu hamil dengan memberikan tablet penambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan guna mencegah bayi lahir stunting. Pun sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi baru lahir hingga usia bayi enam bulan dan dilanjutkan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).