Penjualan Meningkat, Mustika Ratu Justru Mengalami Kerugian
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo (Dok. Antara)

Bagikan:

ACEH - PT Mustika Ratu Tbk, mencatatkan peningkatan penjualan bersih pada 2020 lalu. Akan tetapi, perusahaan kosmetik dan jamu milik Mooryati Soedibyo ini justru mengalami kerugian.

Dikutip dari laporan keuangan Mustika Ratu yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 2 Juni, emiten berkode saham MRAT ini membukukan kenaikan penjualan sebesar 4,32 persen pada 2020 menjadi Rp318,41 miliar dibandingkan pada 2019 sebesar Rp305,22 miliar.

Kenaikan terjadi pada hampir seluruh produk, yaitu perawatan diri, jamu dan minuman kesehatan. Pada 2019 penjualan produk kesehatan hanya mencapai Rp601,89 juta, sementara pada 2020 mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp59,48 miliar.

Sementara, produk kosmetik atau kecantikan mengalami penurunan penjualan, dari Rp101,71 miliar pada 2019 menjadi Rp41,33 miliar pada 2020.

Penyebab Kerugian Mustika Ratu

Secara umum, peningkatan penjualan terjadi, tetapi perseroan malah mengalami kerugian. Laporan mencatatkan kerugian bersih yang bisa diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp6,77 miliar, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang membukukan laba bersih sebesar Rp131,18 miliar.

Keadaan ini disebabkan oleh peningkatan beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta rugi selisih kurs. Sementara, bagian pendapatan lain-lain dan pendapatan keuangan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Sementara, Mustika Ratu membukukan peningkatan aset pada 2020 menjadi Rp559,80 miliar dari sebelumnya, Rp532,76 miliar. Ekuitas perseroan mengalami penurunan dari Rp368,64 miliar menjadi Rp342,42 miliar.

Untuk liabilitas, MRAT mengalami peningkatan tinggi, yaitu 32,45 persen menjadi Rp217,38 miliar. Pada 2019, perseroan mencatatkan liabilitas sebesar Rp164,12 miliar.

Presiden Direktur Mustika Ratu, Bingar Egidius Situmorang, menjelaskan bahwa penyebab terjadinya peningkatan 32,45 persen liabilitas adalah adanya peningkatan pada utang bank perseroan. Kenaikan utang bank tersebut diperuntukkan pada penambahan fasilitas modal kerja dan beberapa kewajiban yang berkaitan langsung dengan kegiatan produksi dan distribusi perseroan serta entitas anak.

Bingar juga menjelaskan bahwa perseroan mendapatkan penambahan fasilitas modal kerja tersebut pada kuartal III 2020.

"Fasilitas tambahan ini sepenuhnya digunakan untuk mendukung perseroan dalam mengembangkan lini bisnis personal care dan health care yang bertumbuh dan ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan pada sales perseroan," jelas Bingar.

Artikel ini telah tayang di VOI.id dengan judul Mustika Ratu Rugi Miliaran di 2020, Padahal Penjualannya Meningkat 4,32 Persen Jadi Rp318,41 Miliar. Waktunya Merevolusi Pemberitaan!