ACEH - Fasilitas layanan untuk jemaah haji asal Indonesia pada musim haji 1443H/2022M di Arab Saudi sudah siap dan sesuai standar. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas.
"Alhamdulillah, secara umum sudah siap dan sesuai dengan standar yang diharapkan. Kami akan terus berusaha untuk bisa memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia," terang Yaqut dalam keterangan tertulis yang dikutip VOI dari Antara, Jumat, 20 Mei.
Pemantauan Menag terhadap Fasilitas Layanan Jemaah Haji
Menteri Yaqut berada di Arab Saudi untuk memantau langsung persiapan layanan bagi jemaah haji asal Indonesia. Dia juga mencoba beberapa sarana dan prasarana yang ada di hotel. Dia bahkan mengemudikan salah satu bus antarkota yang nantinya digunakan sebagai alat transportasi jemaah haji Indonesia.
Hotel yang diitinjau Yaqut ada di dua wilayah berbeda, yaitu Hotel Al Khulafaa-3 di daerah Syisyah dengan kapasitas 800 jemaah dan Hotel Tharawat Al-Rawda di Raudhah 1 dengan kapasitas 499 jemaah.
"Saya pastikan kapasitas hotel memadai dan fasilitasnya sesuai standar kontrak. Saya lihat hotelnya bagus," terang Menag.
Sarana yang dicoba Menag antara lain lift hotel, kamar mandi, mesin cuci, tempat salat, dan tempat makan. Dia juga melakukan pengecekan terkait ketersediaan air minum.
Kepada pihak hotel, Menag meminta agar senantiasa menjaga kebersihan hotel serta memperhatikan keamanan dan kenyamanan jemaah haji. Apalagi, durasi jemaah haji tinggal pada hotel di Mekah cukup lama, sampai 25 hari.
Selain hotel, Menag meninjau layanan transportasi di Terminal Ajyad. Lokasi terminal ini melayani rute Misfalah--Jiyad. Di sana, Menag mengecek kesiapan bus antarkota dan bus selawat.
“Saya tadi sempat juga mencoba mengemudikan salah satu bus antarkota. Busnya memang masih sangat bagus. Rata-rata keluaran baru, umur pembuatan kurang dari lima tahun dan tampak terawat dengan baik,” lanjutnya.
Beberapa Hal yang Dipantai Menag
Ia juga meminta penyedia layanan transportasi agar memperhatikan AC agar kendaraan tetap dingin supaya jemaah tidak kepanasan, mengingat musim haji diperkirakan bersamaan dengan musim panas.
Menag juga tidak lupa meninjau kesiapan layanan katering di Dapur Al Jauhara di wilayah Mekah memastikan kapasitas dapur, sanitasi, sarana memasak yang digunakan, serta proses penyimpanan bahan makanan.
"Saya menekankan kepada penyedia layanan katering agar menu dan citarasa makanan jemaah Indonesia memiliki citarasa nusantara. Pihak katering juga harus memastikan distribusi makanan tepat waktu, tidak terlambat," jelasnya.