ACEH - Pembangunan Bendungan Keureuto, salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), akan dipercepat. Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut keterangan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Krueng (Sungai) Keureuto di Kabupaten Aceh Utara menjadi penyebab utama terjadinya banjir di Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, dan sekitarnya.
BACA JUGA:
"Sungai Krueng Keureuto tergolong dalam tipe cabang kipas dengan beberapa anak sungai. Terdapat enam anak sungai yang memberikan kontribusi aliran ke dalam alur Krueng Keureuto, sehingga menyebabkan puncak banjir yang tinggi di daerah hilir," terang Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, dikutip VOI dari Antara, Kamis, 12 Mei.
Progres Pembangunan Bendungan Keureuto dan Kapasitasnya
Pembangunan bendungan yang berlokasi di Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, itu telah mencapai 65,63 persen terkait progres fisik. Tidak lama lagi Bendungan Keureuto bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Fungsi utama bendungan tersebut adalah menampung air yang berasal dari Krueng Keureuto.
Kapasitas tampung bendungan tersebut mencapai 215,94 juta meter kubik. Bendungan Keureuto dirancang untuk memiliki tampungan khusus banjir sekitar 30,39 juta meter kubik atau sebesar 501,49 meter kubik/detik sehingga mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di Kawasan Aceh Utara.
Selain itu, fungsi lain dari Bendungan Keureuto adalah menyediakan air irigasi yang mampu mengairi lahan seluas 9.420 hektare, terdiri atas intensifikasi Daerah Irigasi (DI) Alue Ubay seluas 2.743 hektar dan ekstensifikasi DI Pasee Kanan seluas 6.677 hektare.
Bendungan untuk Penuhi Kebutuhan Air Masyarakat
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Heru Setiawan mengatakan Bendungan Keureuto juga akan memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat setempat.
"Bendungan ini akan menyediakan air baku dengan kapasitas 0,5 m³ per detik, dan dimanfaatkan juga sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 6,34 MW, sehingga secara umum Bendungan Keureuto merupakan bendungan multifungsi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Aceh Utara," kata Heru.
Bendungan Keureuto merupakan salah satu bendungan terbesar di Sumatera yang dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh.
Pembangunan Bendungan Keureuto
Pembangunan bendungan yang dimulai tahun 2015 dengan biaya APBN sebesar Rp2,68 triliun ini dilaksanakan secara bertahap melalui empat paket. Melalui kontraktor, PT. Brantas Abipraya (Persero)-PT. Pelita Nusa Perkasa (KSO) untuk paket 1, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk paket 2, PT. Hutama Karya-Perapen untuk paket 3, dan Abipraya - Indra - Nusa, KSO untuk Paket Penyelesaian.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR berkomitmen menyelesaikan pembangunan 61 bendungan pada periode 2014--2024, di mana hingga 2021 telah selesai 29 bendungan dan sisanya 32 bendungan dalam masa konstruksi (on going). Dari 61 bendungan tersebut, sebanyak 52 bendungan memiliki potensi pemanfaatan untuk layanan irigasi tersebar di 71 Daerah Irigasi (DI) yang terdiri dari 16 DI bersumber dari bendungan selesai dan 55 DI dari bendungan on going.
Diharapkan dengan adanya pembangunan bendungan yang diikuti dengan irigasi premium dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia.
"Pelindo akan terus berupaya menjaga kelancaran arus barang dan penumpang di Pelabuhan melalui kesiapan operasional 24 jam selama 7 hari, dengan SDM yang handal, didukung teknologi serta sistem digitalisasi yang terbarukan untuk menjangkau seluruh aktivitas layanan kepelabuhanan," ucapnya.