ACEH - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Antonio Guterres, memiliki rencana untuk melakukan pertemuan terpisah dengan Vladimir Putin selaku Presiden Rusia dan Volodymyr Zelensky selaku Presiden Ukraina. Rencana Sekjen PBB ini terkait upaya mewujudkan perdamaian kedua negara yang hingga saat ini masih berperang.
Menurut Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, surat-surat terpisah telah dikirimkan kepada misi tetap Rusia dan Ukraina pada Selasa sore. Surat tersebut berisi permintaan kepada Presiden Putin untuk menerima Guterres di Moskow dan meminta Presiden Zelensky untuk menerima Guterres di Kyiv.
BACA JUGA:
"Sekretaris Jenderal mengatakan, pada saat bahaya dan konsekuensi besar ini, dia ingin membahas langkah-langkah mendesak untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina dan masa depan multilateralisme, berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional," terang Dujarric dalam sebuah pernyataan, dikutip VOI dari Reuters, 21 April.
Sekjen PBB Minta Jeda Kemanusiaan
Antonio Guterres pada Selasa lalu menyerukan jeda kemanusiaan selama empat hari dalam pertempuran di Ukraina terkait Paskah Ortodoks. Hal ini dilakukan demi menghadirkan perjalanan yang aman bagi warga sipil untuk meninggalkan daerah konflik. Selain itu, jeda ini digunakan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terdampak parah.
Invasi Moskow ke Ukraina disebut sebagai serangan terbesar di Eropa sejak 1945. Invasi ini telah melukai ribuan manusia. Guterres mengatakan, lebih dari 12 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di negara itu.
Sejak memulai operasi khusus untuk mendemilitarisasi Ukraina, Rusia telah mengebom kota-kota menjadi puing-puing dan ratusan mayat sipil telah ditemukan di kota-kota setelah pasukannya mundur.
Sanggahan Rusia dan Tuduhan Barat
Kendati demikian, Moskow menyangkal menargetkan warga sipil dan mengatakan, tanpa bukti, bahwa tanda-tanda kekejaman telah dipentaskan. Sementara, negara-negara Barat dan Ukraina menuduh Putin melakukan agresi tanpa alasan.
Diketahui, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, bertemu dengan Presiden Ukraina selama kunjungan mendadak ke Kyiv pada Rabu, menyusul kunjungan para pemimpin Barat lainnya, termasuk Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
Adapun Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan pada hari Selasa bahwa dia tidak tahu apakah dia akan melakukan perjalanan ke Kyiv setelah pemimpin masa perang Ukraina memintanya untuk berkunjung.