Paus Fransiskus Angkat Bicara Terkait Perang Rusia-Ukraina
Paus Fransiskus. (Tangkapan layar YouTube/Vatican News)

Bagikan:

ACEH - Paus Fransiskus mengecam invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Dia menyebut hal tersebut sebagai agresi bersenjata yang tidak bisa diterima. Paus meminta pembantaian dihentikan.

Meski demikian, Paus Fransiskus tidak menggunakan kata "Rusia" dalam kecamannya. Meski demikian, pilihan kata Paus tampaknya ditujukan untuk menolak pembenaran Moskow atas invasi tersebut.

"Menghadapi kebiadaban pembunuhan anak-anak, orang tak berdosa dan warga sipil tak bersenjata, tidak ada alasan strategis yang dapat menahannya," kata Paus kepada 25.000 orang di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dikutip VOI dari Reuters, 14 Maret.

Paus Fransiskus Meminta Agresi Dihentikan

Sementara, Moskow mengatakan bahwa tindakan mereka tidak dilakukan untuk menduduki wilayah, tetapi untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Selain itu, Moskow juga membantah bahwa mereka menargetkan wilayah sipil.

"Satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah menghentikan agresi bersenjata yang tidak dapat diterima ini sebelum itu mengubah kota menjadi kuburan," lanjut Paus Fransiskus.

"Atas nama Tuhan, saya meminta Anda hentikan pembantaian ini!" tegas Paus.

Dia kemudian meminta orang-orang bergabung dengannya dalam doa hening untuk mengakhiri perang. Dalam kesempatan tersebut Paus Fransiskus juga menyebut Pelabuhan Mariupol yang terkepung di Ukraina sebagai "kota martir", serta sekali lagi meminta koridor kemanusiaan yang benar-benar aman untuk memungkinkan warga mengungsi.

Pada Rabu minggu lalu, Rusia mengebom sebuah rumah sakit bersalin yang ada di Mariupol. Ukraina mengatakan wanita hamil termasuk di antara mereka yang terluka. Rusia mengatakan bahwa rumah sakit itu tidak lagi berfungsi dan sudah diduduki oleh pejuang Ukraina

Pada Minggu, Paus Fransiskus juga mendesak masyarakat menerima pengungsi dari Ukraina dan berterima kasih kepada mereka yang telah bergabung dengan "jaringan solidaritas yang besar" untuk membantu mereka yang melarikan diri dari perang.

Sikap Paus terhadap Invasi Rusia

Paus tampak sangat muram. Setelah salam singkat yang tidak biasa kepada kelompok-kelompok di alun-alun, dia meninggalkan jendela di lantai atas Istana Apostolik dan kembali ke perpustakaan kepausan.

Diketahui, Rusia menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus". Minggu lalu Francis secara implisit menolak istilah itu, dengan mengatakan itu tidak dapat dianggap hanya operasi militer, tetapi perang yang telah melepaskan sungai darah dan air mata.

Hingga 18 hari invasi berjalan, pertempuran di Ukraina telah menciptakan lebih dari 2,5 juta pengungsi, dengan sebagian besar ditampung oleh Polandia.

Artikel ini telah tayang dengan judul Sebut Invasi Ukraina Sebagai Agresi Bersenjata, Paus Fransiskus: Atas Nama Tuhan, Hentikan Pembantaian Ini.

 

Selain sikap Paus Fransiskus terhadap perang Rusia-Ukraina, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.

Terkait