Vaksinasi COVID-19 Lansia di Aceh Dilakukan dengan Sistem Jemput Bola
ILUSTRASI - Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 pada lansia yang dilakukan dari rumah ke rumah di Benda, Kota Tangerang, Banten, Selasa (25/5/2021). (ANTARA FOTO/Fauzan/rwa)

Bagikan:

ACEH - Dalam upaya percepatan vaksinasi COVID-19 lansia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh menggelar vaksinasi dengan sistem jemput bola atau turun langsung ke desa-desa. Ini dilakukan sebab para lansia berada di rumah. 

“Sistem jemput bola masih kita gunakan, karena lansia ini banyak di rumah. Jadi, akses ke Poswindu dipandu oleh petugas di Puskesmas,” terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Aceh, Iman Murahman, di Banda Aceh, Senin, 21 Februari, dikutip VOI dari Antara.

Capaian Vaksinasi COVID-19 Lansia di Aceh

Iman menjelaskan, vaksinasi kepada para lansia di Aceh telah mencapai 80,8 persen untuk dosis pertama, sedangkan dosis kedua mencapai 36,4 persen.

Di Pulau Sumatra, lanjut Imam, vaksinasi lansia di Aceh berada di posisi ketiga cakupan dosis pertama, sedangkan untuk dosis kedua, Aceh berada di posisi paling rendah se-Sumatra.

Data Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) mencatat target vaksinasi COVID-19 lansia di Aceh sebanyak 339.125 orang. Lansia yang sudah menerima dosis pertama sebanyak 273.859 orang dan dosis kedua 123.421 orang serta dosis ketiga 1.618 orang.

“Untuk lansia dosis ketiga juga sudah ada, cuma jumlahnya tidak signifikan,” kata Iman.

Jemput Bola Jadi Strategi

Oleh karena itu, menurut dia, seluruh kabupaten/kota di provinsi paling barat Indonesia itu masih menerapkan sistem jemput bola untuk mempermudah proses penyuntikan vaksin bagi kelompok lansia.

“Banyak yang datang untuk dosis satu, sekarang dosis kedua yang sedang kita kejar bagi lansia,” katanya.

Iman mengatakan kelompok lansia tersebut paling berisiko terkena COVID-19. Apalagi, Indonesia sedang menghadapi lonjakan kasus varian Omicron.

“Kalau tingkat kematian di Aceh juga banyak lansia dan komorbid, jadi rata-rata terinfeksi COVID-19 dan komorbid, bukan semata-mata COVID-19,” katanya.