Harga Kedelai Mahal, Pengrajin Tahu di Aceh Susah
Pekerja menata tahu di sebuah industri tahu tradisional di Banda Aceh (ANTARA)

Bagikan:

ACEH - Harga kedelai mahal pada masa pandemi COVID-19. Terkait hal tersebut, para pengrajin tahu di Aceh mengeluh karena kedelai menjadi bahan baku pembuatan tahu. 

Menurut Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh, Mulizar, saat ini harga kedelai mencapai Rp11.500 per kilogram, sebelumnya ada di kisaran Rp10 ribuan.

"Kenaikan harga kedelai ini sudah berlangsung sejak tujuh bulan terakhir. Harga kedelai ini tidak pernah lagi turun. Kedelai yang digunakan pengrajin tahu umum barang impor," terang Mulizar di Banda Aceh dikutip VOI dari Antara, Senin, 14 Februari.

Harga Kedelai Tinggi, Pasokan Langa

Tak hanya harga yang naik, tetapi para pengrajin tahu juga mengaku sulit mendapatkan bahan baku tersebut. Pasokan keledai impor kepada pengrajin sering tersendat.

Dengan kondisi yang demikian, para pengrajin tahu di Aceh terpaksa mengurangi produksi. Biasanya produksi mencapai 600 kilogram, kini hanya 300 kilogram per hari.

"Kami terpaksa menyiasati kenaikan harga kedelai dengan menyesuaikan produk tahu yang dihasilkan, termasuk menaikkan harga tahu yang dulu Rp100 ribu, kini menjadi Rp120 ribu per papan," kata Mulizar.

Daya Beli Masyarakat Turun

Akibat kenaikan harga tahu tersebut, kata Mulizar di Banda Aceh, daya beli masyarakat berkurang. Apalagi sekarang ini terjadi kenaikan harga minyak goreng, juga berdampak semakin menurunnya pembeli tahu.

"Permintaan tahu terus menurun. Kami juga tidak tahu lagi bagaimana solusinya. Hanya saja, kami terus berupaya bertahan dalam kondisi seperti ini. Apalagi usaha tahu banyak mempekerjakan tenaga kerja," kata Mulizar.