ACEH – Total orang dengan HIV/Aids (odha) di Kota Lhokseumawe, Aceh mencapai 80 kasus. Hal tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe.
Menurut keterangan Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Helizar, dari jumlah tersebut, 48 orang dinyatakan positif HIV, sedangkan penderita Aids sebanyak 32 orang.
BACA JUGA:
"Sebanyak 80 warga Kota Lhokseumawe terinfeksi HIV/Aids tersebut tercatat sejak 2006. Saat ini, penderita HIV Aids aktif yang masih dalam perawatan mencapai 54 orang, sedang 26 orang lainnya meninggal dunia," terang Helizar di Lhokseumawe, dikutip VOI dari Antara, Rabu, 1 Desember.
Kasus Baru HIV/Aids di Lhokseumawe
Tahun ini, lanjut Helizar, ditemukan delapan kasus HIV/Aids baru, terdiri dari penderita HIV sebanyak enam kasus dan Aids dua kasus. Dinas kesehatan setempat terus melakukan pemantauan enam kasus baru ini.
Helizar mengatakan, penyebab penularan virus HIV/Aids di daerah tersebut didominasi oleh perilaku seks bebas. Selain itu, penularan virus juga disebabkan oleh perilaku homo seksual.
"Penularan juga terjadi melalui jarum suntik bagi pengguna narkotika. Penyakit menular ini didominasi usia 15 hingga 45 tahun yang masuk kategori usia produksi," kata Helizar.
Helizar menjelaskan, human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus berbahaya yang bisa menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga penderita menjadi rentan terserang penyakit.
Jika tidak ditangani dengan baik, virus tersebut akan berkembang dengan cepat sehingga menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (Aids). Hingga saat ini, penyakit ini belum ada obatnya.
"Kalau Aids merupakan tahap akhir dari infeksi HIV, gejala tersebut muncul saat infeksi HIV sudah dalam stadium akhir atau sangat parah," kata Helizar menyebutkan.
Pencegahan Penyebaran HIV/Aids
Sebagai upaya deteksi dini penderita HIV/Aids, terang Helizar, pihaknya berupaya memberikan pemeriksaan di klinik dan melakukan sistem bergerak ke lokasi berisiko.
Di Kota Lhokseumawe, lanjutnya, saat ini klinik pemeriksaan hanya ada di RS Kesrem. Tahun 2022 akan ada empat puskesmas yang menyediakan klinik pemeriksaan HIV/Aids.
"Pemetaan populasi HIV/Aids merupakan kunci untuk mendeteksi risiko penyebaran virus tersebut. Petugas juga memberikan sosialisasi dan edukasi, sehingga penderita HIV/Aids berani untuk memeriksakan diri," kata Helizar.
Helizar mengajak masyarakat turut aktif memerangi HIV/Aids, setidaknya di lingkungan keluarga. Selain itu, masyarakat diharapkan mengenali virus mematikan tersebut dengan benar, baik cara-cara penyebaran maupun pencegahannya.
"Kami tekankan bahwa masyarakat harus menghindari penyakitnya bukan penderitanya Bagi yang berisiko terhadap penularan HIV agar segera memeriksakan diri," kata Helizar
Artikel ini telah tayang dengan judul Akibat Seks Bebas dan Homo Seksual, 80 Orang Usia 15-45 Tahun di Aceh Terinveksi HIV/AIDS.
Selain kasus HIV/Aids di Aceh, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Aceh.