Yaqut Cholil Sebut Kementerian Agama Adalah Hadiah untuk NU, Pengamat Menilainya sebagai Ungkapan Bernada Kolusi
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Foto: kemenag.go.id)

Bagikan:

ACEH - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah negara bagi Nahdlatul Ulama (NU). Pernyataan tersebut mendatangkan polemik. 

Menurut Dedi Kurnia Syah, pengamat politik, Yaqut melakukan kekhilafan dan harus menjelaskan maksud dari pernyataan tersebut. Ini diperlukan agar tidak dianggap memuluskan sikap kolusi di Kementerian Agama.

"Pernyataan itu jelas bernada kolusi, dan perlu ada pernyataan tegas dari Menag jika ia khilaf dalam membuat pernyataan," terang Dedi, Senin, 25 Oktober. 

Ia mengatakan, jika Menteri Agama tak membuat klarifikasi maka akan dianggap telah melakukan pembiaran terhadap adanya mafia jabatan di Kemenag. Dedi khawatir jika sikap primordial Yaqut justru memengaruhi upaya konsolidasi kebangsaan. 

"Artinya, Yaqut tidak layak menduduki posisi menteri. Dan menyedihkan karena menihilkan keberagaman di Indonesia," jelasnya. 

Kementerian Agama untuk Siapa?

Dedi yang juga menjadi Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mesti menegur Yaqut atas ucapannya yang membuat gaduh itu.

"Ada baiknya, Presiden menegur secara langsung dan keras," kata Dedi.

Sebelumnya, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut, menyebut Kementerian Agama merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama atau NU. Pernyataan Gus Yaqut ini disampaikan dalam acara Webinar Internasional yang digelar RMI-PBNU dan diunggah di akun YouTube TVNU, Rabu, 20 Oktober. 

Dalam acara tersebut awalnya Gus Yaqut menceritakan adanya perdebatan kecil di kementerian ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama. Dia lantas mengungkap, memiliki keinginan untuk mengubah logo atau tagline Kementerian Agama “Ikhlas Beramal”.

"Saya bilang, enggak ada ikhlas kok ditulis gitu, namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas. Ikhlas beramal itu nggak bagus, enggak pas saya bilang," katanya.

Menurut Gus Yaqut, ketika itu perdebatan berlanjut menyoal sejarah asal usul Kementerian Agama. Gus Yaqut menyebut ada salah satu ustaz yang ketika itu tidak setuju jika Kementerian Agama harus menaungi semua agama.

"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian Agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama karena hadiahnya untuk NU," tutur Gus Yaqut.

Artikel ini telah tayang dengan judul Pernyataan Kemenag Hadiah NU Bernada Kolusi, Pengamat Minta Presiden Jokowi Tegur Menag Yaqut.

Selain Kementerian Agama, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!