ACEH - Harapan sembuh total bagi penderita kanker payudara terbilang besar jika penyakit tersebut bisa terdeteksi sejak dini sehingga skrining dan deteksi dini adalah hal penting untuk dilakukan. Hal tersebut diungkapkan oleh dokter spesialis bedah onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Bob Andinata.
"Dengan deteksi dini, kita bisa menemukan kanker di stadium awal. Angka kesembuhan tinggi dan biaya yang dikeluarkan juga lebih kecil," kata Bob dalam webinar Jumat, 15 Oktober, dilansir Antara.
BACA JUGA:
Jika ditemukan kanker payudara stadium 0, Bob mengungkapkan bahwa angka kesembuhannya bisa mencapai 99-100 persen. Sementara, kanker stadium 1 memiliki angka kesembuhan 95-99 persen.
"Kita berharap dengan skrining ditemukan kanker yang stadium 0-1. Tidak usah takut. Pascamenjalani treatment yang tepat, angka kesembuhannya tinggi," ujar dr. Bob.
Namun, jika kanker ditemukan sudah berada di stadium 2, maka angka kesembuhannya berkurang menjadi 70-80 persen. Kemudian, angka kesembuhan bagi stadium 3 adalah 50 persen dan stadium 4 hanya 20 persen, kata Bob.
Bob kemudian menjelaskan, deteksi dini dapat dilakukan dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) setiap hari ketujuh hingga ke-10 dari hari pertama haid dan SADANIS (Periksa Payudara Klinis) dengan bantuan tenaga kesehatan.
"Kalau sudah menopause, diingat-ingat lagi biasanya haid setiap tanggal berapa, apakah di awal, di pertengahan, atau di akhir bulan," tambahnya.
Cara Memeriksa Payudara untuk Mendeteksi Kemungkinan Kanker Payudara
Pemeriksaan SADARI dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama, angkat tangan sambil bercermin dan periksa apakah ada kemerahan atau bengkak di payudara. Cara kedua, Anda bisa meletakkan tangan di pinggang dan periksa payudara seperti cara pertama. Cara ketiga, tekan payudara dari atas ke bawah atau melingkar dan rasakan apakah ada benjolan.
Cara keempat, tekan payudara ke arah puting dan lihat apakah ada cairan yang keluar. Sedangkan cara terakhir dapat dilakukan dengan posisi berbaring dan tekan payudara secara melingkar.
Menurut data The Global Cancer Observatory, kanker payudara telah menjadi penyebab kematian nomor dua di Indonesia pada tahun 2020. Adapun gejala klinis kanker payudara, kata dr. Bob, biasanya berawal dari benjolan tanpa rasa nyeri sehingga kebanyakan orang merasa tidak perlu memeriksakan diri ke dokter.
"Kalo nyeri, biasanya pasien cepat memeriksakan diri. Tapi kalau gak nyeri, nanti-nanti terus. Padahal kalau benjolan sudah nyeri, bisa jadi sudah masuk ke stadium 3 atau 4," ujarnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara.
Selain kanker payudara, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!