ACEH – Menteri Luar Negeri Afghanistan mengimbau dunia untuk menjalin hubungan baik dengan Afghanistan, tetapi menghindari pembuatan komitmen terkait pendidikan untuk anak perempuan.
Pemerintahan baru Afghanistan yang dipegang oleh Taliban mendorong untuk membangun hubungan dengan negara-negara lain demi membantu mencegah krisis ekonomi yang dahsyat.
BACA JUGA:
"Masyarakat internasional perlu mulai bekerja sama dengan kami," terang penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Institut Doha untuk Studi Pascasarjana, mengutip Reuters, 12 Oktober.
"Dengan ini kita akan dapat menghentikan ketidakamanan dan pada saat yang sama kita akan dapat terlibat secara positif dengan dunia," lanjutnya.
Afghanistan Mengaku Bisa Kendalikan Ancaman ISIS
Namun, Taliban sejauh ini menolak memberikan alasan untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah, salah satu tuntutan utama masyarakat internasional setelah keputusan bulan lalu bahwa sekolah di atas kelas enam hanya akan dibuka kembali untuk anak laki-laki.
Muttaqi mengatakan pemerintah Imarah Islam Taliban bergerak dengan hati-hati, baru berkuasa selama beberapa minggu dan tidak dapat diharapkan untuk menyelesaikan reformasu yang belum dapat diterapkan oleh masyarakat internasional dalam 20 tahun.
"Mereka memiliki banyak sumber keuangan dan mereka memiliki dukungan dan dukungan internasional yang kuat, tetapi pada saat yang sama Anda meminta kami untuk melakukan semua reformasi dalam dua bulan?" dia berkata.
Pemerintahan baru Afghanistan terus-menerus mendapat kecaman terkait pendekatannya terhadap pendidikan anak perempuan, yang dianggap sebagai salah satu dari sedikit keuntungan positif dari keterlibatan Barat selama dua dekade di Afghanistan.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan, Taliban telah melanggar janji untuk menjamin hak-hak perempuan dan anak perempuan dan tidak mungkin ekonomi dapat diperbaiki jika perempuan dilarang bekerja.
Dalam kesempatan tersebut, Muttaqi mengulangi seruan agar Amerika Serikat mencabut blok terhadap lebih dari 9 miliar dolar Amerika Serikat dana cadangan Bank Sentral Afghanistan yang disimpin di luar negeri, kendati menyebut pemerintah masih memiliki pendapatan sendiri dari pajak, tarif bea cukai, dan pertanian jika dana tetap dibekukan.
Dia menegaskan, pasukan Taliban memiliki kendali penuh atas negara itu dan mampu mengendalikan ancaman dari militan ISIS yang telah mengeklaim serangkaian serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk pengeboman pekan lalu di sebuah masjid Syiah di kota utara Kunduz.
"Isu Daesh (ISIS) sejauh ini dikendalikan oleh Imarah Islam," tegasnya menggunakan istilah yang menghina kelompok Sunni radikal, tetapi menambahkan tekanan internasional pada pemerintah membantu moral ISIS.
"Alih-alih tekanan, dunia harus bekerja sama dengan kita," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Tekanan Internasional Bantu Naikkan Moral ISIS, Taliban: Dunia Harus Bekerja Sama.
Selain kabar Afghanistan, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!