Reshuffle Kabinet Dinilai Tak Perlu Dilakukan jika untuk Mengakomodir PAN
Ilustrasi (unsplash)

Bagikan:

ACEH – Kabar reshuffle kabinet Jokowi kembali menguat setelah Partai Amanat Nasional (PAN) masuk koalisi pendukung pemerintah. Belakangan, PAN diisukan akan menggeser posisi Mendikbudristek, Nadiem Makarim.

Menurut M. Jamiluddin Ritonga, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, sebaiknya reshuffle kabinet tak dilakukan jika semata-mata hanya untuk mengakomodir PAN masuk kabinet. Sebab, jelasnya, hal itu tidak akan meningkatkan kinerja kabinet Presiden Jokowi.

Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan, reshuffle yang seperti itu dapat menggoyahkan soliditas partai koalisi pendukung pemerintah. 

"Di antara partai koalisi bisa kecewa dengan masuknya PAN ke kabinet. PAN yang tidak berkeringat dinilai tak adil masuk dalam kabinet," terang Jamiluddin dalam keterangannya kepada VOI, Selasa, 5 Oktober. 

Selain itu, lanjutnya, relawan yang merasa berjasa juga akan kecewa bila PAN masuk kabinet. Sementara para relawan yang bercucur keringat tak kunjung diakomodir di kabinet.

Tujuan Dilakukannya Reshuffle Kabinet

Jamiluddin menjelaskan, reshuffle idealnya dilakukan untuk meningkatkan kinerja kabinet. Menteri-menteri yang dinilai kinerjanya rendah dan kerap membuah gaduh diganti dengan orang yang diperkirakan dapat mendongkrak kinerja kabinet. 

"Hal itu sulit dipenuhi kalau reshuffle hanya untuk mengakomodir PAN atau para relawan yang dinilai berjasa mengantarkan Jokowi jadi presiden. Mau berapa kali pun reshuffle, tentu kinerja kabinet tidak akan pernah meningkat," tegasnya. 

Jadi, menurut Jamiluddin, kalau ingin meningkatkan kinerja kabinet, sebaiknya Jokowi berani lebih independen dalam melakukan reshuffle. Jokowi, kata dia, harus terbebas dari pengaruh partai koalisi pendukung pemerintah. 

"Termasuk (Ketua Umum PDIP) Megawati Soekarnoputri, dalam mengganti menteri yang memang berkinerja buruk dan sering buat gaduh," katanya.

Untuk itu, tambah Jamiluddin, Jokowi sebaiknya memilih pengganti menteri yang punya kemampuan di atas rata-rata, dapat bekerja dalam tim, dan mempunyai empati yang tinggi terhadap rakyat. 

"Mereka ini yang dalam istilah Jokowi manusia yang bukan biasa-biasa saja. Hanya memilih orang yang tepat, reshuffle kabinet akan bermanfaat bagi rakyat. Kalau tidak, reshuffle kabinet hanya kegiatan rutinitas untuk berbagi kekuasaan sesama elit politik. Hal itu tentu sangat menyakitkan bagi rakyat yang ingin hidupnya lebih baik," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang dengan judul Dinilai Goyahkan Soliditas, Reshuffle Kabinet Sebaiknya Bukan untuk Mengakomodir PAN.

Selain reshuffle kabinet Jokowi, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!