Airlangga Hartarto Lestarikan Tradisi dengan Adakan Haul Ki Ageng Gribig
Airlangga Hartarto ditengah acara Haul Ki Ageng Ageng Gribig. (Foto istimewa)

Bagikan:

ACEH –  Airlangga Hartarto  merupakan anak cucu Ki Ageng Gribig. Ia mengatakan bahwa kegiatan rutin berupa haul Ki Ageng Gribig merupakan amanat dari ayahnya.

Acara tersebut merupakan bentuk rasa terima kasih karena Ki Ageng Gribig telah menyebarkan agama Islam, berjuang melawan penjajahan, dan berjuang untuk Indonesia.

“Saya hadir di acara itu bukan sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan juga Menko Perekonomian,” ungkap Airlangga dalam sambutan sebagai tuan rumah haul Ki Ageng Gribig di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 23 September.

Airlangga Hartarto Lestarikan Tradisi

Ia menjelaskan, apa yang ia lakukan bersama keluarga, yaitu memperingati acara haul setiap tahun, menjadi upaya untuk melestarikan tradisi yang diwariskan oleh Ki Ageng Gribig.

"Sebagai dzurriyah, anak cucu, cicit yang selalu nyadong berkah ke leluhur. Kami rutin mengadakan haul Ki Ageng Gribig, menjalankan amanat ayah saya, Pak Hartarto. Harapannya, tidak lain dan bukan kami takzim kepada leluhur. Rasa terima kasih selama hidupnya menyebarkan agama Islam, berjuang melawan penjajahan, dan berjuang untuk Indonesia,” papar Airlangga.

Ketua Komite Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) ini mengharapkan atas wasilah leluhurnya Ki Ageng Gribig, pandemi COVID-19 bisa segera diangkat dan ekonomi kembali pulih.

Ki Ageng Gribig, menurut Airlangga, adalah ulama yang bisa menggabungkan unsur ilahiyah dengan budaya masyarakat dan membantu ekonomi masyarakat. Meski sudah ratusan tahun lalu wafat, Airlangga mengatakan sampai saat ini bermanfaat membangun ekonomi masyarakat sekitar.

"Semoga tahlil dan doa yang kita panjatkan dikabulkan Allah, semoga wasilah Ki Ageng Gribig, pandemi bisa diangkat oleh Allah Swt., rakyat kembali sejahtera,” tandasnya.

Airlangga Hartarto menceritakan bahwa Ki Ageng Gribig memiliki kebiasaan membagikan apem dengan melantunkan wirid Ya Qowiyyu. Meski demikian dalam dua tahun ini, Airlangga mengatakan tidak dilakukan karena masih dalam suasana pandemi.

Airlangga juga mengaku, bersama keluarga mendapatkan inspirasi menafsirkan kata “Apem”. A diartikan sebagai Akar sejarah yang kuat yakni menjaga tradisi, budaya dan warisan para pahlawan bangsa. Huruf P diartikan persatuan dan kesatuan yakni menjaga kerukunan, menanamkan toleransi, menjaga kemajemukan dan kebinekaan.

Huruf E ekonomi kerakyatan pembangunan ekonomi harus dipusatkan untuk kemakmuran rakyat dan huruf M diartikan masyarakat yang maju, beragama, berakhlakul kharimah, terciptanya masyarakat yang maju, berilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan iman dan takwa, berbudi pekerti luhur. “Nilai-nilai APEM inilah menjadi garis perjuangan saya dimanapun saya berada. Dan ini menjadi amanah keluarga untuk dijaga dan dijalankan,” kata Airlanggga.

Airlangga sempat memohon restu agar senantiasa diberi kemudahan dalam menjalankan tugas menanggulangi COVID-19 dan mengembalikan kondisi pertumbuhan ekonomi.

Dalam haul tersebut hadir diantaranya Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf, Habib Umar Al Muthohar, Rois Syuriah PWNU KH Ubaidillah Shodaqoh, Gus Ghofur Maimoen Zubair, Ketua MUI Jateng dan pengasuh pesantren dari Pati, Kudus, Habib dan Kiai se Solo Raya dan Jawa Tengah.

Tradisi Ya Qowiyyu Mbah Gribig

Selama ratusan tahun sejak 1600-an, Ki Ageng Gribig telah mewariskan tradisi yang disebut Saparan (bulan kedua penanggalan Jawa). Masyarakat setempat juga mengenal dengan tradisi Ya Qowiyyu. Ya Qowiyyu sendiri diyakini berasal dari lantunan doa Yaa Qowiyyu, yaa aziz Qowwina wal muslimin, yaa qowiyyu warzuqna wal masulimin. Bacaan tersebut umum diamalkan sebagai doa memohon kekuatan.

Haul yang diselanggarakan oleh Majelis Dzikir dan Sholawat Ahlul Hidayah (Majelis AH) pimpinan Nusron Wahid itu digelar di area makam Ki Ageng Gribig pada Kamis malam ini.

"Acara ini untuk menandai sekaligus meneladani perjuangan ulama besar bernama Mbah Gribig (Ki Ageng Gribig), keturunan Raja Majapahit Brawijaya V dari Sultan Agung, Mataram,” ujar Nusron.

Nusron berujar Airlangga Hartarto merupakan Mustasyar Aam/Ketua Dewan Penasihat Majelis AH adalah Pemangku makam Ki Ageng Gribig. Dari silsilah leluhur Jawa, Ki Ageng Gribig adalah cucu Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, putra dari R.M. Guntur atau Prabu Wasi Jolodoro.

Artikel ini telah tayang dengan judul Lestarikan Tradisi, Airlangga Hartarto dan Habib Syeikh Jadi Tuan Rumah Haul Ki Ageng Gribig di Klaten.

Selain berita Airlangga Hartarto, Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!